BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Para
ahli psikologi pada umumnya membatasi periode masa bayi itu dalam dua tahun
pertama setelah masa balita. Periode ini disebut juga periode vital, karena
kondisi fisik dan psikologis bayi merupakan fondasi yang kokoh bagi
perkembangan dan pertumbuhan selanjutnya.
Bayi
yang baru lahir biasanya belum mengenal rasa takut dan preferensi untuk
melakukan kontak dengan orang-orang. Penelitian membuktikan bahwa dalam
beberapa bulan pertama kehidupannya, bayi hanya mengalami perasaan bahagia,
sedih, dan marah. Sebuah senyum pertama bayi biasanya terjadi saat ia berusia
antara 6-10 minggu. Senyum ini, dilihat dari ilmu psikologi anak, biasa disebut
dengan senyum sosial karena umumnya terjadi saat interaksi sosial.
Semua
aktivitas bayi masih berjalan secara naluriah atau refleks. Meskipun bayi
dapat melihat, mendengar, membau, meraba, dan merasa, dia belum mengerti
maknanya. Keterampilan komunikasi pertama yang dipelajarinya adalah menangis. Itulah
satu-satunya bentuk komunikasinya dengan dunia luar. Berhubung permasalahan -
permasalahan terkait dengan keadaan bayi tersebut maka kami akan meninjau lebih
mengenai gambaran serta pemaparan yang melihat dari pada perkembangan
fisik,kognitif serta psikososial mengenai bayi usia 0- 2 tahun
Seperti bayi dan balita, anak-anak
prasekolah tumbuh dengan cepat, baik secara fisik, kognitif maupun psikososial.
Terutama terlihat pada anak usia dini adalah kenyataan bahwa perkembangannya
benar-benar terintegrasi baik secara biologis, psikologis, maupun perubahan
sosial yang terjadi saat ini (serta sepanjang sisa masa hidup) yang saling
terkait. Umur 2 sampai 6 tahun adalah anak usia dini (early childhood) atau
tahun-tahun pra sekolah atau masa menjalani Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD),
baik formal maupun nonformal. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan upaya
pembinaan dan dan pengembangan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai
dengan usia 6 tahun. Kegiatan itu dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar
anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Usia
prasekolah memberikan contoh luar biasa bagaimana anak-anak memainkan peran aktif
dalam pengembangan kognitif mereka sendiri, khususnya dalam memahami, menjelaskan,
mengorganisasikan, memanipulasi, membangun, dan memprediksi. Anak-anak
prasekolah mengalami kesulitan mengendalikan perhatian mereka sendiri dan
fungsi memori, bingung dalam menampilkan diri, dangkal dengan realitas, dan
fokus pada satu aspek pengalaman pada suatu waktu. Anak-anak sekolah cenderung
membuat kesalahan lintas budaya yang sama karena kemampuan kognitif yang belum
matang.
B. RUMUSAN
MASALAH
1) Bagaimana
perkembangan kepribadian anak usia 0-2 tahun dan 2-6 tahun?
2) Bagaimana
perkembangan fisik anak usia 0-2 tahun dan 2-6 tahun?
3)
Bagaimana hubungan keluarga anak usia
0-2 tahun dan 2-6 tahun?
4) Bagaimana
perkembangan kognitif anak usia 0-2 tahun dan 2-6 tahun?
5) Bagaimana
perkembangan seksualitas anak usia 0-2 tahun dan 2-6 tahun?
6) Apa
saja permasalahan terkini yang di alami dalam perkembangan anak usia dini?
C. TUJUAN
PENULISAN
1) Untuk
membahas perkembangan kepribadian anak usia 0-2 tahun dan 2-6 tahun
2) Untuk
mengkajiperkembangan fisik anak usia 0-2 tahun dan 2-6 tahun
3) Untuk
mengkaji hubungan keluarga anak usia 0-2 tahun dan 2-6 tahun
4) Untuk
mengkaji perkembangan kognitif anak usia 0-2 tahun dan 2-6 tahun
5) Untuk
mengkajii perkembangan seksualitas anak usia 0-2 tahun dan 2-6 tahun
6) Untuk
membahas permaslahan terkini dalam perkembangan anak usia dini
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Perkembangan
Kepribadian Anak Usia 0-2 Tahun dan 2-6 Tahun
v Usia 0-2 tahun
Selama
masa bayi dan balita, anak-anak dengan mudah beradaptasi dan mendekatkan diri
kepada orang lain.Hubungan awal anak-anak biasanya dengan orang tua dan anggota
keluarga lainnya.Menurut Erik Erikson(dalam Sudarwan Danim.2010),pada fase bayi
ini anak sangat tergantung pada pengasuh untuk mendapatkan makanan,pakaian,kehangatan,dan
pengasuhan. Erik Erikson berpendapat bahwa tugas utama anak-anak selama tahap
psikososial dalam kehidupan pertamanya adalah belajar mempercayai orang yang
merawat dan mengasuhnya. Ketika mereka membentuk hubungan dan mengembangkan
rasa mengorganisasikan diri pada tahap awal,kemudian segera mengembangkan
dimensi psikososial termasuk munculnya perilaku prososial atau kapasitas untuk
membantu bekerja sama dan berbagi dengan orang lain.
Pada
fase ini pun kepribadiannya mulai terbentuk menjadi modal awal baginya ketika
memasuki usia sekolah. Kepribaian itu meliputi ciri-ciri psikologis yang stabil
yang membuat setiap manusia tumbuh secara unik. Baik anak-anak maupun orang
dewasa membentuk ciri kepribadian(karakteristik jangka panjang yang sulit
berubah,seperti temperamen) dan perasaan (karekteristik yang mudah
berubah,seperti kemurungan).
Menurut
Sigmun Freud(dalam Sudarwan Danim.2010),bayi biasanya bersifat egosentris atau
egois dan sangat dominan dalam memuaskan kebutuhan fisik,seperti orang yang
lapar. Baginya focus pada kepuasan fisik itu sebagai bentuk upaya memuaskan
diri. Bayi sangat tertarik pada kegiatan yang melibatkan mulut (misalnya
menghisap dan menggigit),karena itu disebut sebagai fase oral.
Ahli
teori setelah Freud,telah menawarkan prespektif tambahan tentang pengembangan
kepribadian bayi. Mungkin yang paling penting dari perkembangan ini adalah
objek-relasi yang di kembangkan oleh Melani Klein.Menurut Klein(dalam Sudarwan
Danim.2010),inti dari kepribadian berasal dari hubungan awal dengan ibu. Klein
berteori bahwa kebutuhan anak untuk seorang ibu yang kuat lebih penting. Dengan
kata lain,dorongan datar manusia berada dalam hubungan dengan orang lain dan
hubungan pertama anak biasanya dengan ibu. Dalam teori objek-relasi ini,bayi
berinteraksi dengan ibu terutama selama masa kontak mata dan menyusui. Bayi
kemudian menginternalisasi gambar ibu “baik atau buruk” yang mungkin atau tidak
mungkin mewakili bagaimana ibu benar-benar ada. Akhirnya,selama proses psikologis kompleks menyesuaikan diri dengan
kehilangan dan pemisahan,anak belajar untuk membedakan antara diri dan objek
pada tingkat yang sangat dasar.
Beberapa
psikolog berteori bahwa kesalahan dalam ikatan awal dan pengalaman dapat
memunculkan masalah psikologis di kemudian hari. Masalah-masalah ini mencaku
garis batas gangguan kepribadian yang ditandai dengan perubahan yang cepat
dalam menyukai atau membenci diri sendiri dan orang lain.
v Usia 2-6 tahun
Masa
kanak-kanak awal adalah masa peralihan dari masa bayi menuju masa yang bersifat
egosentris,seorang kanak-kanak yang bersifat egosentris kadang-kadang
berperilaku menolak apa saja yang akan dilakukan terhadap dirinya. Masa
kanak-kanak awal terjadi pada rentang usia 2 – 6 tahun, masa ini sekaligus
merupakan masa prasekolah, dimana anak umumnya masuk Kelompok Bermain dan Taman
Kanak-Kanak.
Seperti
bayi dan balita, anak-anak prasekolah tumbuh dengan cepat,baik secara fisik,
kognitif maupun psikososialnya. Dengan perubahan yang cepat itu,bukan tidak
mungkin seorang yang tadinya gemuk,pendek dan hampir tidak dapat berbicara
tiba-tiba menjadi seorang anak yang lebih tinggi dan ramping yang mampu
berbicara secara baik dan lancar.
Tahun-tahun prasekolah erat kaitannya dengan
keutamaan pengembangan kepribadian dan sosialisasi bagi anak-anak muda. Masa
prasekolah anak-anak sepenuhnya tidak tergantung pada orang tua mereka,dimana
anak-anak prasekolah mulai menempuh perjalanan panjang untuk menjadi mahir
berfungsi pada dunia mereka sendiri.Selama anak berada pada usia dini,anak-anak
mendapatkan beberapa rasa yang terpisah dan independen dari orang tua mereka. Menurut
Erik Erikson(dalam Sudarwan Danim.2010),tugas anak dalam prasekolah adalah
untuk mengembangkan otonomi atau arah diri (usia 1-3 tahun)serta inisiatif atau
kemandirian(usia 3-6 tahun).
Menurut
Freud(dalam Sudarwan Danim.2010),tahun kedua dari masa kanak-kanak adalah tahap
perkembangan psikoseksual anal,ketika orang tua menghadapi banyak tantangan
baru untuk melatih anak-anak mereka. Fiksasi pada tahap ini dapat menimbulkan
ciri-ciri kepribadian selayaknya karakteristik yang muncul di usia dewasa.
Ciri-ciri kepribadian termasuk retensi dubur,seperti kerapian yang berlebihan
atau kekacauan dan altruisme. Teoritikus
kepribadian setelah Freud berusaha menjelaskna pengembangan kepribadian anak
usia dini. Teori belajar menyatakan bahwa kepribadian berkembang sebagai hasil
dari pengkondisian klasik( Ivan Pavlov,belajar melalui asosiasi),belajar dengan
penguatan dan belajar observasional (Albert Bandura,belajar dengan peniruan). Kategori
yang terakhir ini melibatkan identifikasi atau internalisasi,dimana anak-anak
mengamati dan mengadopsi nilai-nilai,ide,dan standar lain yang signifikan. Psikolog
kognitif berspekulasi bahwa kepribadian muncul dari sikap dan biasanya dari apa
yang di ungkapkan orang yang ada di sekitar mereka.
Dalam
analisis akhir,tidak ada perspektif sendiri yang cukup bisa menjelaskan proses
kompleks proses perkembangan kepribadian. Kombinasi pengaruh psikososial,orang
tua,dan biologislah yang mungkin bertanggungjawab untuk penentuan sifat-sifat
utama mausia dan kebiasaannya.
B.
Perkembangan
Fisik Anak Usia 0-2 tahun dan 2-6 tahun
Pertumbuhan
yang pesat selama rentang kehidupan terjadi pada masa bayi dan pada
periode pubertas. Selama enam bulan pertama, pertumbuhan terus terjadi dengan
pesat seperti pada periode prenatal dan kemudian mulai menurun. Dalam tahun
kedua tingkat pertumbuhan cepat menurun. Selama tahun pertama, peningkatan
berat tubuh lebih besar dari pada peningkatan tinggi, selama tahun kedua
terjadi hal yang sebaliknya.
Meskipun
pola umum dari pertumbuhan dan perkembangan sama bagi bayi,tetapi tetap ada
perbedaan dalam tinggi,berat,kemampuan sensorik dan bidang perkembangan fisik
lain. Beberapa bayi mulai kehidupan dengan yang lebih kecil dan perkembangan
yang kurang normal. Mungkin ini disebabkan karena belum cukup umur atau kondisi
fisiknya yang buruk akibat ibu kekurangan gizi,mengalami tekanan atau kondisi
kurang baik lainnya selama periode prenatal. Akibatnya bayi itu cenderung
tertinggal dari teman-teman sebayanya dalam tahun-tahun dimasa bayi. Faktor-faktor
yang mempengaruhi perkembangan fisik adalah faktor keturunan dan asupan makanan
yang bergizi.
v Usia 0-2 tahun
Perkembangan fisik bayi pada dua tahun pertama berlangsung
sangat ekstensif. Pada saat lahir,kepala bayi sangat besar dibandingkan dengan
bagian tubuh yang lain. Tubuhnya bergerak terus menerus dan sering kali susah
dikendalikan. Bayi memiliki reflek yang didominasi oleh gerakan-gerakan yang
selalu berkembang. Dalam waktu 12 bulan,bayi dapat duduk,berdiri,membungkuk,memanjat
dan berjalan. Kemudian ditahun kedua,petumbuhan fisiknya melambat,akan tetapi
perkembangan seperti memanjat dan berjalan justru berlangsung cepat.
Ø Tinggi dan Berat badan
Rata-rata
panjang bayi saat dilahirkan berkisar antara 20-50 inci dengan berat skitar
3,4kg (Seifert dan Hoffnung,1994). Segera selama masa perkembangan fisik
berlangsung, bayi mulai menyesuaikan diri dengan kegiatan makan melalui cara
menghisap,menelan,dan mencerna. Selama bulan-bulan pertama kehidupannya,berat
badan bayi bertambah sekitar 5-6 ons per minggu). Kenaikan suatu berat
badan,pada anak dimasa 3 bulan yang pertama, mengalami kenaikan pada berat
badannya yang mencapai seberat 30 gram sehari. Kemudian pada usia 4 bulan,berat
badan bayi meningkat dua kali lipat,namun pada saat si anak mencapai umur
kisaran 6 bulan pertama berat badan pada sianak akan kembali meningkat sehingga
bertambah menjadi 0,5 kg per setiap bulannya. Pada saat usia si anak mencapai
pada bulan yang ke 5 maka berat pada anak akan meningkat seberat 2 kali lipat
dari berat anak pada saat lahir. Kemudian akan meningkat 0,35-0,5 kg per bulan
sampai pada saat akhir tahun yang pertama. Pada saat menginjak tahun yang ke 2
pertumbuhan berat si anak akan bertambah menjadi 0,25 kg per bulannya. Pada
tahun kedua kehidupannya,rata-rata pertumbuhan bayi mengalami perlambatan. Pada
usia 2 tahun,berat badan bayi mencapai sekitar 13 hingga 16kg dengan tinggi
sekitar 32 sampai 35 inci (Santrock,1995). Tinggi badan,panjang badan pada
saat anak baru lahir adalah sekitar 50 cm,namun akan meningkat secara drastis
sebesar 50% pada saat akhir tahun pertama sehingga panjangnya menjadi 75 cm
pada tahun kedua akan meningkat menjadi dua kali lipat dari panjang badan yang
sebelumnya.
Ø Proporsi
Fisik
Pertumbuhan
kepala berkurang dalam masa bayi,sedangkan pertumbuhan badan dan tungkai
meningkat. Jadi bayi berangsur–angsur menjadi kurang berat di atas dan tampak
lebih ramping dan tidak gempal pada masa akhir bayi.
Ø Tulang
Jumlah
tulang meningkat selama masa bayi. Pengerasan tulang dimulai pada awal tahun
pertama,tetapi belum selesai sampai masa puber. Ubun–ubun atau daerah otak yang
lunak 50% bayi yang lahir telah tertutup pada usia delapan belas bulan dan pada
hampir semua bayi telah tertutup pada dua tahun.
Ø Otot
dan lemak
Urat-otot
sudah ada pada waktu lahir tetapi dalam bentuk yang belum berkembang. Urat-otot
itu berkembang lambat selama masa bayi dan lemah. Sebagian,jaringan lemak
berkembang pesat,sebagian karena tingginya kadar lemak didalam susu yang
merupakan bahan makanan pokok bagi bayi.
Ø Bangun
tubuh
Selama
tahun kedua,ketika proporsi tubuh berubah,bayi
mulai memperlihatkan kecenderungan bangun tubuh yang karaktesistik. Tiga bentuk
bangun tubuh yang paling lazim adalah ektomorfik,yang cenderung panjang dan
langsing,endomorfik yang cenderung bulat dan gemuk,dan mesomorfik yang
cenderung berat,keras,dan empat persegi panjang.
Ø Gigi
Rata-rata
bayi mempunyai empat hingga enam gigi susu pada usia satu tahun da 16 pada usia
dua tahun. Gigi yang pertama muncul adalah gigi depan,sedangkan yang terakhir
adalah geraham. Empat gigi susu yang terakhir biasanya baru muncul pada tahun
pertama masa kanak-kanak.
Ø Susunan
Saraf
Pada
waktu lahir,berat otak adalah seperdelapan berat total bayi. Pertambahan berat
otak paling pesat pada usia dua tahun. Otak kecil yang berperan penting untuk
menjaga keseimbangan dan pengendalian tubuh,bertambah beratnya tiga kali lipat
satu tahun sesudah kelahiran. Ini berlaku juga untuk otak besar.
Ø Perkembangan
Organ Perasa
Pada
usia tiga bulan,otot mata sudah cukup terkoordinasi untuk memungkinkan mereka
melihat sesuatu secara jelas dan nyata dan sel-sel kerucut sudah berkembang
baik untuk memungkinkan mereka melihat warna. Pendengaran berkembang pesat
selama waktu ini,penciuman dan pengecapan yang berkembang baik pada waktu kelahiran,terus
membaik selama masa bayi. Bayi sangat tanggap terhadap semua perangsang kulit
karena tekstur kulit mereka yang tipis dan karena semua organ perasa yang
berhubungan dengan peraba,tekanan,rasa,sakit dan suhu berkembang dengan baik.
v Usia 2 - 6 tahun
Perkembangan fisik adalah
pertumbuhan dan perubahan yang terjadi pada tubuh/ badan/jasmani seseorang. Perkembangan
fisik manusia terjadi mengikuti prinsip cephalocaudal,yaitu bahwa kepala bagian
atas tubuh berkembang lebih dulu sehingga bagian atas tampak lebih besar dari
pada bawah. Seperti terlihat pada bayi dan anak yang memiliki bentuk tubuh atau
fisik berbeda dengan orang dewasa dimana kepala mereka tampak lebih besar
dengan bagian tubuh lainnya. Perkembangan badan,lengan,dan kaki pada tahap
selanjutnya membuat tubuh mereka menjadi proposional seperti orang dewasa. Perkembangan
fisik seseorang juga terjadi di dalam tubuhnya dengan perkembangan otot dan
tulang. Sesungguhnya jaringan-jaringan otot manusia telah ada pada saat bayi
lahir. Selama masa kanak-kanak otot-tot menjadi lebih panjang dan lebih besar.
Proses ini menjadi lebih cepat pada masa remaja,khususnya pada anak laki-laki.
Anak usia 4 – 6 tahun berada pada
tahap perkembangan. Masa kanak-kanak awal, tahap usia ini juga bisa disebut
sebagai periode pra-sekolah. Pertumbuhan fisik pada tahap usia ini tetap
mengalami peningkatan akan tetapi pertumbuhan tinggi dan berat badannya melambat
(tidak secepat pada masa bayi). Perbedaan jenis kelamin terlihat di antara anak
laki-laki dan perempuan pada tinggi dan beratnya, berat badan dimana anak
laki-laki tampak lebih tinggi dan lebih berat.Tubuh mereka kelihatan lebih
langsing dan semakin tinggi. Hal tersebut dikarenakan mereka mulai kehilangan
lemak bayi, tulang dan otot berkembang lebih besar, serta pertumbuhan dada yang
lebih besar dari perut. Pada usia ini proporsi tubuh semakin proposional dan
mulai menyerupai orang dewasa.
Adapun tahap perkembangan fisik/
jasmani adalah sebagai berikut:
Ø Usia 3 tahun sudah mampu berjalan
mundur,berjalan di atas jari kaki (berjinjit) dan berlari,mampu melempar dan
menerima bola denagn kedua tangan yang diluruskan ke depan.
Ø Pada usia 3 – 4 tahun anak mulai mampu
mengenal lingkaran,segi empat,segitiga dan mencontoh berbagai bentuk.
Ø Gerakan anak prasekolah lebih
terkendali dan terorganisir dalam pola-pola seperti menegakkan tubuh dalam
posisi berdiri,tangan dapat berjuntai secara santai dan mampu melangkahkan tungkai
kaki. Terbentuknya pola-pola tingkah laku ini memungkinkan anak untuk merespon
dalam berbagai situasi. Saat anak mencapai
tahapan prasekolah (3 – 6 tahun) ada ciri yang jelas berbeda antara usia bayi
dan anak prasekolah yaitu terletak dalam penampilan,proporsi tubuh,berat dan
panjang badan dan keterampilan yang mereka miliki.
Ø Usia 4 tahun anak-anak telah
memiliki keterampilan yang lebih baik, mereka mmapu melambungkan bola,melompat
dengan satu kaki,telah mampu menaiki tangga dengan kaki yang berganti-ganti.
Ø Pada usia 4 – 5 tahun mereka sudah
mampu membuat gambar-gambar orang,bentuk gambar biasanya ditunjukkan dengan
lingkaran yang besar yaitu kepala dan ditambahkan bulat kecil sebagai mata,hidung,mulut
dan telinga,kemudian ditarik garis-garis dengan maksud menggambar badan tangan
dan kaki.
Ø Pada usia 5 tahun mereka mampu
berlari kencang dengan gaya seperti orang dewasa,mereka meloncat dengan
mempertahankan keseimbangannya.
Ø Usia 5 tahun telah mampu melompat
dengan mengangkat dua kaki sekaligus belajar melompat tali.
Ø Usia 6 tahun diharapkan anak sudah
mampu melempar dengan tujuan yang tepat dan mampu mengendarai sepeda roda dua.
Anak laki-laki dan perempuan sama-sama dapat berlari kencang dan mampu melempar
dengan sasaran yang tepat.
C.
Hubungan
Keluarga Anak Usia 0-2 Tahun Dan 2-6 Tahun
v Usia 0-2 Tahun
Hubungan
pertama bayi umunya dengan anggota keluarga,kepada siapa bayi mengekspresikan
berbagai emosi dan sebaliknya. Jika ikatan sosial dan emosional antara bayi dan
keluarga rusak dalam beberapa cara anak tidak pernah dapat mengembangkan
kepercayaan,pengendalian diri atau penalaran emosional yang diperlukan untuk
berfungsi secara efektif di dunia kehidupan. Kualitas hubungan antara anak dan
orang tua,terutama ketikaanak berusia antara 6 dan 18 bulan tampaknya
menentukan kualitas hubungan anak kemudian.
Jika
kontak fisik antara bayi dan orang tua sangat penting bagi kesehatan emosional
bayi dan penting juga untuk orang tua,banyak ahli merekomendasikan bahwa kontak
fisik dengan ibunya harus jadi secepat mungkin setelah melahirkan. Bayi yang
dapat berhubunhan segera dan berkontak langsung dengan ibu mmenangis lebih
sedikit,lebih bahagia,dan merasa lebih aman daripada bayi yang tidak menerima
kontak langsung dengan ibunya. Meski demikian,untungnya bayi yang dipisahkan
dengan orang tua mereka saat lahir,belum tentu ditakdirkan hidup mengalami
gangguan mental. Kontak segera pula melahirkan ikatan optimal,tetapi bayi dan
orang tua kemudain dapat membuat untuk pemisahan awal.
Bagi
bayi,hubunguan dengan orang lain mengandung makna bahwa dia mencari kedekatan
dengan siapa tempatnya berhubungan. Proses dimana seorang individu atau bayi
mencari kedekatan dengan orang lain disebut attachment.
Dalam interajsi anak dengan orang tua,umumnya saling melakukan kontak
secara timbal balik. Bayi tampak senang dan tersenyum ketika memandang orang
tuanya,demikian juga sebaliknya,ibu memandang sambil tersenyum,bahkan berbicara
mesra seakan-akan bayinya sudah bisa berbicara. Memang, komunikasi antara anak
dan orang tua merupakan proses alami dan elementer,naun juga mendalam.
Psikolog
John Bowlby(dalam Sudarwan Danim.2010),bahwa bayi lahir di program brperilku
tertentu yang menjamin ikatan dengan para pengasuh atau perawat mereka. Bayi
menangis,menempel,tersenyum dan berdekut dirancang untuk mendorong orang tua
untuk memberi makan,memegang,memeluk dan bersuara. Orang tua bisa membantu
menanamkan kepercayaan pada bayi mereka melalui kontak fisik dan hubunhan
emosional yang bermakna dan mendalam. Kontak mata,menyentuh dan menyusui tepat
waktu mungkin merupakan cara yang paling penting bagi hubungan ibu dan bayi. Tindakan
ini tentu saja juga merupakan ekspresi cinta dan kasih sayang orang tua yang
memiliki anak-anak mereka.
Hubungan
atau attachment adalah sentral bagi keberadaan manusia. Sebaliknya pemisahan
antara ibu dan bayi cenderung merungikan. Pada akhirnya,memang hubungan itu
akan terhenti atau bubar sendiri sejalan dengan kedewasaan dan kemandirian
anak. Anak- anak harus belajar bahwa hubungan dengan manusia lain dengan
ketergantungan tertentu tidak ada yang permanen,meskipun konsep pembelajaran
ini tidak mudah. Anak-anak antara 7 dan 24 bulan usia mengalami kecemasan
perpisahan atau tekanan yang muncul pada kemungkinan ditinggalkan sendirian
pada tempat yang di rasa asing. Perasaan tertekan yang melahirkan kecemasan
atas pemisahan terutama muncul dari kemungkinan hadirnya manusi atau orang
asing.
Pemisahan
dan kecemasan akan kehadiran orang asing merupaan indikator kuat dari proses
hubungan,karena sebagai anak mereka telah mampu membedakan antara rangsangan
akrab dan familiar dengan rangsangan yang aneh dari orang yang masih asing. Anak-anak
tanpa kontak atau hubungan ganda atau tidak memiliki hubungan dengan orang lain
kecuali dengan pengasuh utama tampaknya lebih mungkin untuk mengembangkan
pemisahan dan kegelisahan berhadapan dengan orang asing.
Menurut
Bowlby(dalam Sudarwan Danim.2010),anak-anak yang dipisahkan dari orang tua mereka
maju melalui tiga tahap,yaitu protes,putus asa dan detasemen atau menerima pemisahan.
Setelah melakukan aksi pertama menolak menerima perpisahan,kemudian kehilangan
harapan,dan akhirnya anak menerima pemisahan dan mulai menanggapi perhatian
pengasuh baru. Namun demikian,jika anak mengalami pencabutan sosialatau tidak
ada kontak dengan yang lain memiliki efek sangat negative trhadap anak-anak. Dalam
jangka panjang mereka akan menunjukkan depresi pada tingkat patologis,menarik
diri,apati dan cemas.
v Usia 2-6 tahun
Pentingnya
peran orang tua dalam perkembangan sosial dan kepribadian pada masa kanak-kanak
ini merupakan faktor lingkungan keluarga. Kekerasan dalam rumah tangga,
kesejahteraan ekonomi atau status sosial ikut mempengaruhi perkembangan sosial
dan kepribadian anak. Anak bisa saja
menerima kekerasan fisik dan mental dari keluarga karena faktor perkawinan sehingga anak mendapatkan
pelecehan. Anak yang dilecehkan lebih cenderung rewel,tahan terhadap kontrol,dan
tidak mudah beradaptasi terhadap situasi yang baru (Feldman, 2012: 188,dalam
Hamidummajid ). Pada umumnya sikap anak terhadap orang berbeda beda dan pola
kehidupan keseluruhan berpola pada kehidupan rumah,hubungan keluarga yang erat
lebih besar pengaruhnya dari pada pengaruh sosial yang lainya,barangkali
kondisi yang paling penting yang mempengaruhi penyesuaian anak,hubungan
keluarga (orang tua,saudara,sanak keluarga),Hurlock (2008: 130,dalam
Hamidummajid)
1.Hubungan
Orang Tua
Karena
anak lebih bergantung pada orang tua dalam hal perasaaan aman dan kebahagiaaan,maka
hubungan yang buruk dengan orang tua menngakibatkan sagat buruk pada prilaku.
Maka hubungan dengan orangtua atau ibulah sebagian besar anak sangat
tergantung.
2.Hubungan
dengan Saudara
Hubungan dengan saudara antara bayi dengan
saudara-saudaranya mulai berkurang pada
tahun kedua pada saat bayi sudah mulai menjadi anak-anak sering kali mengalami
pergeseran namun tidak semua pergeseran itu
bukan bersifat pertentangan namun hanya bersifat sekali kali saja.
Bahkan pertengkaran saudara memberikan pengalaman belajar berharga bagi anak,misal anak tungal tidak memiliki
pertentangan dengan saudara dan memperoleh perhatian tidak terbagi dari orang
tuanya sehingga tidak memiliki pengalaman belajar sosial.
3.Hubungan
dengan Sanak Keluarga
Ada
dua kondisi dalam hubungan dengan sanak keluarga sehingga dapat mempengaruhi
pribadi dan sosial anak.
Ø Frekuensi
hubungan jika sanak keluarga yang tinggal di lain kota maka hubungan anak
dengan saudara akan jarang.
Ø Peran
sanak keluarga dalam kehidupan anak sebagi teman bermain,sedangkan nenek berperan sebagi
pengasuh atau penganti ibu.
Perkembangan
sosial dan kepribadian anak juga dapat dipengaruhi oleh gaya orang tua. Menurut
Simons & Conger (Feldman 2012: 187,dalam Hamidummajid),gaya orang tua
biasanya menghasilkan perbedaan perilaku anak sebagai berikut:
Ø Anak-anak
yang orang tuanya otoriter cenderung menunjukkan sedikit sosialis,tidak terlalu
ramah dan sering berprilaku gelisah di sekitar teman-temannya. Perempuan sangat
bergantung pada orang tua mereka,sedangkan anak laki-laki biasa bermusuhan.
Ø Anak-anak
dari orang tua yang permisif cenderung tergantung dan murung,rendah
keterampilan sosial dan pengendalian diri.
Ø Anak-anak
dari orang tua otoritatif,mereka umumnya independen,ramah,menonjolkan diri dan
koperatif. Mereka memiliki motivasi yang kuat untuk mencapai dan biasanya
sukses dan menyenangkan. Mereka berusaha mengatur perilaku mereka sendiri
secara efektif baik terhadap diri sendiri dan orang lain.
Ø Anak-anak
yang orang tuanya terlibat hal buruk,menunjukkan perkembangan emosional
terganggu. Mereka merasa tidak dicintai dan memiliki emosional terpisah serta perkembangan
fisik dan kognitif mereka terhambat. Anak bisa saja menerima kekerasan fisik dan mental dari keluarga karenafactor perkawinan,sehingga anak mendapatkan pelecehan. Anak yang dilecehkan
lebih cenderung rewel,tahan terhadap kontrol dan tidak mudah beradaptasi terhadap
situasi yang baru (Feldman, 2012: 188,dalam Hamidimmajid). Pada umumnya sikap
anak terhadap orang berbeda beda dan pola kehidupan keseluruhan berpola pada
kehidupan rumah,hubungan keluarga yang erat lebih besar pengaruhnya daripa dapengaruh
sosial yang lainya,barangkali kondisi yang paling penting yang mempengaruhi penyesuaian
anak,hubungan keluarga (orang tua,saudara,sanak keluarga),Hurlock (2008:130,dalam
Hamidummajid).
D.
Perkembangan
Kognitif
v Usia 0-2 tahun
Selama masa bayi, kapasitas kognitif
manusia telah mengalami perkembangan. Ada beberapa pandangan mengenai
perkembangan kognitif pada bayi, terutama pandangan Piaget dan pandangan kontemporer,perkembangan
persepsi, konsepsi, memori dan bahasa. Kognitif
merupakan salah satu aspek terpenting dari perkembangan yang berkaitan dengan
pengetahuan perkembangan kognitif yaitu pengetahuan bagaiman mempelajari dan
memikirkan lingkungannya. Perkembangan Kognitif anak 0-2 th dilakukan
dalam bentuk bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain.
Menurut Piaget(dalam Sudarwan
Danim.2010),anak mengalami tahap perkembangan kognitif sampai akhirnya proses
berpikir anak menyamai proses berpikir orang dewasa. Ini dalah proses yang
terperinci mengenai perkembangan Intelektual anak. Bahwa saat bermain, seorang
anak tidak belajar sesuatu yang baru, tetapi mereka mempraktekkan dan
mengonsolidasi keterampilan yang baru diperoleh. Contoh,pada saat bermain peran
yang dilakukan seorang anak bersama teman-temannya,terjadi beberapa informasi
simbolik seperti pura-pura menggunakan batu sebagai telur. Dari permainan,anak
tidak belajar keterampilan baru,tetapi dia belajar mempraktekkan keterampilan
yang telah dipelajari sebelumnya. Perkembangan bermain juga berhubungan dengan
perkembangan kecerdasan seseorang. Seorang anak yang mempunyai taraf kecerdasan
dibawah rata-rata,kegiatan bermainnya juga mengalami keterbelakangan
dibandingkan anak lain seusianya.
Vygotsky adalah seorang psikolog
berkebangsaan Rusia yang meyakini bahwa bermain mempunyai peran langsung
terhadap perkembangan kognitif seorang anak. Menurutnya, anak kecil tidak mampu
berpikir abstrak karena bagi mereka anak tidak dapat berpikir tentang kuda tanpa
melihat kuda yang sebenarnya, karena meaning (makna) dan objek berbaur menjadi
satu. Jika anak–anak kemudian bisa bermain kuda-kudaan dengan menggunakan
pelepah pisang,maka pelepah pisang sebagai pengganti ojek kuda dapat memisahkan
makna pelepah pisang sebagai ”kuda” dan objek kuda yang sesungguhnya.
Bruner memberikan penekanan pada
fungsi bermain sebagai saran untuk mengembangkan kreativitas dan fleksibilitas.
Dalam bermain,yang lebih penting bagi anak adalah makna bermain dan bukan hasil
akhirnya. Saat bermain,seorang anak tidak memikirkan sasaran yang akan dicapai
sehingga dia mampu mencoba untuk memadukan berbagai perilaku baru. Dalam
keadaan tertekan, tidak mungkin hal itu dilakukan. Sekali anak memcoba
memadukan perilaku yang baru,dia akan menggunakan pengalaman tersebut untuk
memecahkan masalah yang dijumpai dalam kehidupan sebenarnya.
Smith percaya bahwa transformasi
simbolik yang muncul dalam kegiatan dalam kegiatan bermain khayal,misalnya:
pura-pura menggunakan batu sebagai telur,memudahkan transformasi simbolik
kognisi anak sehingga dapat meningkatkan fleksibilitas mental mereka. Smith
juga berteori bahwa bermain merupakan adaptive variability,bahwa variabilitas
bermain memegang faktor kunci dalam perkembangan manusia. Hasil penelitian
dalam bidang neurologi menunjukkan bahwa potensi adaptif ini terbentuk dalam
perkembangan otak manusia yang berlangsung pada usia dini dapat membantu
aktualisasi potensi otak karena menyimpan lebih banyak veriabilitas yang secara
potensial sudah ada di dalam otak.
Menurut Singer, (dalam Sudarwan
Danim.2010) bermain memberikan suatu cara bagi anak untuk memajukan kecepatan
masuknya perangsangan,baik dari dunia luar maupun dari dalam,yaitu aktivitas
otak yang secara konstan memainkan kembali dan merekam pengalaman-pengalaman.
Laju stimulasi dari luar dandari dalam semakin optimal,jika keadaan emosi
menyenangkan dan itu diperoleh saat anak sedang bermain
v Usia 2-6 tahun
Pada
usia 1 – 2 tahun,anak memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar. Pada usia ini,
anak mengembangkan rasa keingintahuannya melalui beberapa hal berikut ini :
Ø Belajar
melalui pengamatan/mengamati
Mulai
usia 13 bulan,anak sudah mulai mengamati hal-hal di sekitarnya. Banyak
“keajaiban” disekitarnya mendorong rasa ingin tahu anak. Anak kemudian
melakukan hal-hal yang sering dianggap bermain,padahal anak sedang mencari tahu
apa yang akan terjadi kemudian setelah anak melakukan suatu hal sebagai pemuas
rasa ingin tahunya. Pada usia 19 bulan,anak sudah dapat mengamati lingkungannya
lebih detail dan menyadari hal-hal yang tidak semestinya terjadi berdasarkan
pengalamannya.
Ø Meniru
orang tua
Anak
belajar dari lingkungan sekitarnya. Sekitar usia 17 bulan,anak sudah mulai
mengembangkan kemampuan mengamati menjadi meniru. Hal yang ditirunya adalah
hal-hal yang umumnya dilakukan orang tua. Pada usia 19 bulan,anak sudah banyak
dapat meniru perilaku orangtua.
Ø Belajar
konsentrasi
Pada
usia 14 bulan,anak sudah mengarahkan daya pikirnya terhadap suatu benda. Hal
ini dapat dilihat pada ketekunan anak dengan satu mainan atau satu situasi.
Kemampuan anak untuk berkonsentrasi tergantung pada keadaan atau daya tarik
berbagai hal yang ada di sekelilingnya. Kemampuan anak untuk berkonsentrasi
pada usia ini adalah sekitar 10 menit.
Ø Mengenal
anggota badan
Pada
usia sekitar 15 bulan,anak sudah dapat diajarkan untuk mengucapkan kata-kata.
Anak-anak akan merasa sangat senang jika orang tua mengajarkan kata-kata yang
bernamakan anggota tubuhnya sambil menunjukkan anggota tubuhnya.
Ø Memahami
bentuk, kedalaman, ruang dan waktu
Pada
tahun kedua,anak sudah memiliki kemampuan untuk memahami berbagai hal. Melalui
pengamatannya,anak menemukan adanya bentuk,tinggi atau rendah benda (kedalaman)
dan membedakan kesempatan berdasarkan tempat (ruang) dan waktu. Pemahaman ini
mulai tampak pada usia 18 – 24 bulan.
Ø Mulai
mampu berimajinasi
Kemampuan
berimajinasi atau membentuk citra abstrak berkembang mulai usia 18 bulan. Anak
sudah mulai menampakkan kemampuan untuk memikirkan benda yang tidak dilihatnya.
Ø Mampu
berpikir antisipatif
Kemampuan
ini mulai tampak pada anak usia 21 – 23 bulan. Anak tidak sekedar
mengimajinasikan benda yang tidak ada di hadapannya,lebih jauh lagi dia mulai
dapat mengantisipasi dampak yang akan terjadi pada hal yang dilakukannya.
Ø Memahami
kalimat yang terdiri dari beberapa kata
Pada
usia 12 – 17 bulan,anak sudah dapat memahami kalimat yang terdiri atas
rangkaian beberapa kata. Selain itu,anak juga sudah dapat mengembangkan
komunikasi dengan menggunakan gerakan tubuh, tangisan dan mimik wajah. Pada
usia 13 bulan,anak sudah mulai dapat mengucapkan kata-kata sederhana seperti
“mama” atau “papa”. Pada usia 17 bulan,umumnya anak sudah dapat mengucapkan
kata ganti diri dan merangkainya dengan beberapa kata sederhana dan mengutarakan
pesan-pesan seperti: “ Adik mau susu.”
Ø Cepat
menangkap kata-kata baru
Pada
usia 18 – 23 bulan,anak mengalami perkembangan yang pesat dalam mengucapkan
kata-kata. Perbendaharaan kata anak-anak pada usia ini mencapai 50 kata. Selain
itu,anak sudah mulai sadar bahwa setiap benda memiliki nama sehingga hal ini
mendorongnya untuk melancarkan kemampuan bahasanya dan belajar kata-kata baru
lebih cepat.
E.
Perkembangan
Seksualitas
v Usia 0-2 tahun
Kata
seksualitas menciptakan bayangan atau sensasi yang beragam. Tentu saja dimensi
seksualitas anak jarang disaksikan dalam aneka gambar. Ketika merenungkan
seksualitas remaja, anak dewasa selalu memikirkan remaja dan dewasa muda. Pikiran
ini seringkali muncul dalam presepsi negatif dan dikaitkan dengan masalah sosial,
pelanggaran moral dan nrma agama, termasuk penyakit menular seksual dan
kehamilan remaja. Di banyak Negara dan kebudayaan, banyak orang tidak mengakui
sifat seksual bayi dan balita. Kalaupun ada tafsir semacam itu, selalu dalam
tafsir yang sensasional belaka. Kalau
pun banyak yang menerima anggapan adanya dimensi seksualitas pada anak-anak,itu
tidak lebih dalam tafsir sebagai makhluk seksual sebagai proses. Mereka
mengkategorikannya sebagai aseksual atau tidak memiliki minat atau kemampuan
seksual atau antara ada dan tiada.
Kesalahpahaman orang akan hal itu
paling sedikit membantu menciptakan gambaran yang akurat tentang seksualitas
manusia secara umum.Sebagai ilmuan filsuf,dan pakar lainnya banyak orang
meyakini bahwa seksualitas itu merupakan aspek penting dari pengalaman manusia
pada segala usia.Seksualitas manusia adalah proses seumur hidup yang dimulai
saat lahir dan berakhir dengan kematian.
Menurut Erikson,(dalam Sudarwan
Danim.2010) bayi yang kontak fisik antara anak dan orang tua adalah sumber kesenangan.
Kontaknya dengan ibu di gabungkan dengan kemampuannya mengigit dan mengisap
ketika menyusui tampaknya rangsang reflex yang menyenangkan.Sebenarnya bagi
bayi seksual itu dalam arti responsive fisik.Para ilmuan,bahkan masyarakat umum
sependapat dan mengetahui bahwa bayi wanita memproduksi pelumasan vagina dan
bayi laki-laki memiliki penis yang mampu ereksi. Namun demikian,bayi tidak
menyadari pengalaman seksual mereka sebagai sumber orotisme. Bayi tidak
menyadari pentingnya dimensi seksual dalam kaitannya ketika melakukan kontak
dengan orang,meski dia sadar akan adanya perasaan menyenagkan yang berkaitan
dengan kontak fisik dengan orang tuanya. Bayi memperoleh keterampilan motoric
atau kemampuan untuk bergerak dengan niat dan mulai mengeksplorasi tubuh mereka
sendiri.
v Usia 2-6 tahun
Anak merupakan calon manusia dewasa,yang mana pada tahap ini
segala yang ada dalam tubuhnya sedang dipersiapkan untuk menjadi matang. Saat
dewasa,manusia akan mengalami fase kematangan seksual. Untuk mencapai kematangan
itu, sejak anak-anak sudah ada fase-fase perkembangannya.
Ada fase oral yakni usia 0-18 bulan,fase anal di usia 2-3
tahun,fase phallic di usia 4-6 tahun,fase latent pada usia 7 hingga masa puber dan
fase genital yakni pada saat masa puber di usia 11-18 tahun,terang konsultan
kesehatan mental dan psikologi forensik anak dan dewasa,dr Inneke Limuria,dalam
parenting talkshow yang digelar Stella Maris International Education di
Bethsaida Hospital, Jl Boulevard Gading Serpong Paramount, Tangerang,dan
ditulis pada Senin (2/12/2013).
Pada fase oral,kepuasan seksual ada di daerah sekitar mulut.
Menyadari hal ini, iklan makanan sangat memanfaatkannya untuk menarik perhatian
konsumen. Apabila fase ini tidak berkembang dengan normal maka anak pada usia
remaja biasanya akan menggigit kukunya atau tetap mengedot.
Saat fase anal,daerah kepuasan seksual berada di daerah
sekitar anus. Di masa ini anak mulai merasa kepuasaan pada saat belajar toilet
training. Apabila fase ini tidak berkembang dengan normal maka beberapa orang
lebih menyukai anal seks baik pada wanita maupun homoseksual.
Di masa fase phallic,anak mulai mengenali perbedaan jenis
kelamin. Saat ini,anak mulai bermain dengan alat kelaminnya sehingga
mendapatkan kepuasan seksual. Sebagian besar anak-anak,seringkali setelah masa
bayi,kadangkala menemukan kenikmatan ketika organ genitalnya dirangsang,tetapi
jangan dipahami perilaku ini sebagai aktivitas 'seksual' sebelum mereka
memasuki masa remaja. Apabila fase ini tidak berkembang dengan normal maka
seseorang akan merasakan trauma terhadap hal-hal yang berbau seksual (menjadi
virgid),terang dr Inneke.
Pada fase latent,perilaku seksual anak untuk sementara tidak
bekerja, sehingga pada fase ini perkembangan seksual anak seolah-olah tidak
mempengaruhi perkembangan anak. Namun pada fase ini perkembangan intelektual
anak berkembang pesat.
F.
Permasalahan
Dalam Perkembangan Anak
Ø Jenis-jenis Permasalahan
pada Anak
Jenis-jenis
permasalahan pada anak digolongkan menjadi tiga yaitu masalah fisik,
psikio-sosial, dan masalah belajar. (Saomah : 2004)
a) Permasalahan Fisik
Permasalahan
fisik pada anak berkaitan dengan sistem koordinasi
dan pancaindra anak. Anak yang mengalami gangguan pada pancaindra,system
koordinasi gerak,atau mengalami hambatan dalam perkembangan fisik motorik dapat
dikatakan mengalami masalah secara fisik. Beberapa permasalahan fisik pada
anak antara lain :
·
Masalah Motorik
Masalah motorik terbagi menjadi dua
bagian yakni motorik kasar dan motorikhalus. Motorik kasar merupakan
keterampilan menggerakkan tubuh secara harmonis seperti contohnya berlari, dan
mempengaruhi perkembangan motorikhalus. Motorik halus sendiri dapat diartikan
sebagai keterampilan dalam mengkoordinasikan otot-otot halus seperti
menggunting, mewarnai, meronce,menggambar, dan lain sebagainyaPermasalahan yang
sering muncul pada anak adalah belum sempurnanya koordinasi sistem gerak
sehingga anak belum mampu mengontrol motoric kasarnya.Kemampuan
anak menguasai keterampilan motorik kasar dan halusdibutuhkan anak untuk
persiapan menulis, menggunting, menari, mewarnai dansebagainya.
·
Masalah Penglihatan
Indra penglihatan berpengaruh besar
terhadap perkembangan anak, apabilaindra penglihatan mengalami gangguan maka
perkembangan anak akanterhambat. Melalui indra penglihatan anak dapat
membedakan warna dan bentukyang akan menunjang perkembangan
kognitifnya.Permasalahan yang ditimbulkan dari gangguan penglihatan
jugamenyebabkan gangguan ingatan. Gangguan ingatan tersebut antara lain:a.
Tidak mampu menyebutkan benda tanpa ada bendanya b. Tidak mampu menguraikan
benda-benda yang dilihat dari beberapa aspek,misalnya
bentuk, warna, fungsi dan sebagainya.c. Tidak mampu mencari bagian yang hilang
dari suatu bentuk atau gambar.d. Tidak mampu mengurutkan kembali satu seri
gambar yang diacak.
·
Masalah Pendengaran
Gangguan pendengaran pada anak bukan
berarti anak mengalami tuli, akantetapi anak mengalami kesulitan dalam
membedakan suatu bunyi atau suara.Sebagian besar orangtua menganggap masalah
pendengaran adalah masalah yang sepele, sehingga masalah yang awalnya kecil
justru menjadi gangguan yang sulit disembuhkan
·
Masalah Berbahasa
Masalah berbahasa dan berbicara pada
anak diawali dari ketidak mampuan mendengar dan memahami bahasa lisan yang
diucapkan orang-orang di sekelilingnya. Selain itu budaya yang masih menjamur
dikalangan orangtua adalah seringnya orang tua tidak memberi kesempatan kepada
anak untuk mengutarakan isi hatinya, sehingga secara tidak langsung hal
tersebut menghambat perkembangan bahasa anak. Masalah lain yang terkait dengan gangguan
berbahasa adalah berbicara tidak jelas dan gagap.
b) Permasalahan Psiko-sosial
Permasalahan
psikis berkaitan dengan psikologis anak, sedangkan permasalahan sosial
berkaitan dengan kemampuan anak dalam membangun interaksi dengan lingkungannya,
terutama teman sebayanya. Ada berbagai permasalahan psiko-sosial yang sering
dialami oleh anak usia dini yakni :
·
Masalah Sosial-Emosi
Secara
umum masalah sosial-emosi pada anak ditunjukkan dengan tanda-tanda sebagai
berikut :
-
Sukar berhubungan dengan orang lain
-
Mudah menangis
-
Suka membangkang
-
Sulit bergaul dengan teman sebayanya
-
Mau menang sendiri
-
Belum bisa mengikuti secar penuh
aturan-aturan yang ada
·
Agresivitas
Agresivitas
adalah istilah umum yang dikaitkan dengan adanya perasaan marah atau permusuhan
atau tindakan melukai orang lain baik dengan tindakan kekerasan secara fisik,
verbal maupun dengan menunjukkan ekspresi wajah dan gerakan tubuh yang
mengancam atau merendahkan(Rita Eka Izzaty:2005).
·
Kecemasan
Kecemasan
merupakan keadaan emosi yang tidak menyenangkan yang meliputi interpretasi
subyektif dan rangsangan fisiologis (Ollendick dalamRita Eka Izzaty : 2005),
misalnya jantung berdetak lebih cepat, keringatdingin, bernafas lebih cepat dan
yang lain sebagainya.
·
Ketakutan
Ketakutan
merupakan suatu keadaan alamiah karena merasa tidak aman terhadap suatu situasi
tertentu. Bentuk-bentuk ekspresi rasa takut bermacam-macam, misalnya jeritan, tangisan, bersembunyi atau tidakmau
lepas dari orangtuanya.
·
Pemalu
Pemalu
merupakan suatu keadaan dalam diri seorang anak dimana anak sangat peduli
terhadap penilaian orang lain terhadap dirinya dan merasa cemas terhadap
penilaian sosial tersebut, sehingga anak lebih cenderung menarik diri.
·
Temper Tantrum
Temper
tantrum merupakan luapan emosi yang meledak-ledak dan tidak terkontrol.
Kejadian ini seringkali muncul pada anak usia 15 bulan sampai6 tahun. Salah
satu penyebabnya adalah anak tidak mampu mengungkapkan perasaannya dengan
kata-kata ataupun ekspresi yangdiinginkannya, sehingga anak mengalami frustasi
atas keadaannya.(Hasan, Maimunah : 2009)
Ø Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Permasalahan pada Anak
Ada
dua faktor yang mempengaruhi permasalahan pada anak yakni faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri
inidivu atau anak sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor dari luar
seperti lingkungan tempat anak berada :
a) Faktor
Internal
Beberapa
faktor internal secara umum yang mempengaruhi perkembangan anak antara lain :
- Kesehatan menurun yang memiliki resiko
terhadap perkembangan fisik motorikanak. - Kelainan
pada sistem otak, genetik dan saraf.
- Kecerdasan
b) Faktor
Eksternal
-
Keluarga sangat mempengaruhi
perkembangan anak karena keluarga
adalah pijakan dasar anak untuk tumbuh sehingga mempunyai andil besar dalam perkembangan anak, selain itu pola asuh orang tua dan keadaan sosial ekonomi
keluarga sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak.
-
Lingkungan sekolah meliputi cara
mengajar guru dan proses belajar mengajaryang diterapkan disekolah.
-
Masyarakat meliputi teman sepermainan
atau teman sebaya yang dapatmempengaruhi perkembangan anak, karena lingkungan
berpengaruh besar terhadap pembentukan karakter seorang anak.
-
Media sangat berpengaruh besar terhadap
perkembangan anak, terlebih lagi media televisi yang menyajikan berbagai acara
dan hiburan yang tentunya membawa dampak positif dan negatif bagi perkembangan
anak.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Ø Kehidupan
emosional bayi masih mentah. Ia menangis karena ia merasa lapar,dan tangisan
itu berubah menjadi tangisan panic bila didiamkan terlalu lama. Pada masa bayi
emosi terbagi menjadi dua emosi primer dan emosi yang disadari.
Ø Perkembangan
Fisik bayi selama enam bulan pertama,pertumbuhan terus terjadi dengan pesat
seperti pada periode prenatal dan kemudian mulai menurun. Dalam tahun kedua
tingkat pertumbuhan cepat menurun. Selama tahun pertama,peningkatan berat tubuh
lebih besar dari pada peningkatan tinggi,selama tahun kedua terjadi hal yang
sebaliknya.
Ø Kognitif merupakan
salah satu aspek terpenting dari perkembangan yang berkaitan dengan pengetahuan
perkembangan kognitif yaitu pengetahuan bagaiman mempelajari dan memikirkan
lingkungannya. Perkembangan
Kognitif anak 0-2 th dilakukan dalam bentuk bermain sambil belajar dan belajar
seraya bermain. Kemudian pada usia 1 – 2 tahun,anak
memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar. Ia akan mengembangkan
pengetahuannya melalui pengamatan atau mengamati, meniru orang tua, belajar
konsentrasi, mengenal anggota badan, memahami bentuk, kedalaman, ruang dan
waktu, mulai mampu berimajinasi, mampu berpikir antisipatif, memahami kalimat
yang terdiri dari beberapa kata, cepat menangkap kata-kata baru.
Ø Dalam
masa pertumbuhan anak sangat membutuhkan keluarga sebagai tempat berlindung dan
teman bermain. Bayi mulai bersuara untuk mengingatkan kehadirannya pada orang
dewasa dan ibunya. Mula-mula bayi meracau dengan menggunakan suara dan lafal
tertentu sebagai alat komunikasi dengan orang dewasa. Ia berceloteh dan
berkicau riang, jika hatinya merasa senang gembira. Celotehan ini akan bernada
tinggi dan mengeras bunyinya, jika dia merasa tidak sabaran dan tidak senang. Pada
perkembangan social bayi, ibu merupakan orang pertama yang dikenalnya, karena
ibulah yang merawatnya dan selalu berada didekatnya. Hubungan dengan ibu ini
sangat erat, sehingga bila ditinggal oleh sang ibu dia akan menangis.
Ø Menurut
Erikson,(dalam Sudarwan Danim.2010) bayi yang kontak fisik antara anak dan
orang tua adalah sumber kesenangan. Kontaknya dengan ibu di gabungkan dengan kemampuannya
mengigit dan mengisap ketika menyusui tampaknya rangsang reflex yang
menyenangkan.Sebenarnya bagi bayi seksual itu dalam arti responsive fisik.
Ø Permasalahan
pada anak merupakan gangguan perkembangan yang terjadi pada anak karena
berbagai faktor yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
merupakan faktor yang berasal dari dalam diri anak seperti faktor genetic atau
keturunan, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar seperti
keluarga, faktor sosial-ekonomi dan faktor lingkungan. Ada berbagai macam
permasalahan yang terjadi pada anak, diantaranya adalah permasalahan fisik,
permasalahan psiko-sosial dan permasalahan belajar.
Daftar Pustaka
Sudarwan Danim.2010.
Perkembangan Peserta Didik.Cv.Bandung
Hurlock Eliizabeth
B.1942.Perkembangan Anak.Edisi Keenan.Jilid 2.PT.Gelora Aksara Pratama.Erlangga
Ilmiyatun
Fadillah._.Perkembangan Usia 0-2 tahun. https://fadillahilmiyatunmediabki.wordpress.com/konseling/tugas-perkembangan-usia-0-2-tahun/10 Sep.2015
Akwatdiyah.2012.Perkembangan
Anak Usia 0-2 tahun. http://akhwatdiyah.blogspot.com/2012/11/perkembangan-anak-usia-0-2-tahun.html10Sep.2015
Suryatika.2011.Tumbuh
Kembang Anak.https://suryaatika.wordpress.com/2011/12/02/tumbuh-kembang-anak-usia-0-2-tahun/10Sep.2015
Anonim.2011.Psikologi
Perkembangan Anak. http://garasikeabadian.blogspot.com/2011/10/psikologi-perkembangan-anak-usia-0-2.html.10Sep.2015
Hamidummajid._.Makalah
Perkembangan Anak. https://hamidummajid.wordpress.com/category/makalah/10Sep2015
Anonim.2014.Anak Usia
Dini.http://www.teoripendidikan.com/2014/10/contoh-makalah-anak-usia-dini-definisi.html.10Sep2015
Anonim.2013.Masa
Kanak-Kanak.http://catatanikhwana.blogspot.com/2013/01/periode-masa-kanak-kanak-awal-2-6-tahun_21.html10Sep2015
Anonim.2014.Gangguan
masa perkembangan anak.http://tahesologi.blogspot.com/2014/10/tugas-dan-gangguan-perkembangan-masa.html.10Sep.2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar