BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Sebagai bagian dari komunitas ekosistem
bumi, serangga telah menjadi penentu keberadaan dan perkembangan ekosistem di
muka bumi.Serangga mempunyai peran penting dalam kehidupan manusia. Serangga
merupakan golongan hewan yang dominan di muka bumi sekarang ini. Dalam jumlah,
mereka melebihi semua hewan melata daratan lainnya dan praktis mereka terdapat di mana-mana. Bebrapa ratus ribu
jenis yang berbeda telah diuraikan tiga kali lebih banyak daripada sisa dunia
hewan dan beberapa pengarang percaya bahwa jumlah keseluruhan jenis-jenis yang
berbeda dapat mencapai 30 juta. Lebih daripada seribu jenis terdapat pada satu
lapangan yang sedang ukurannya, dan populasi mereka seringkali berjumlah jutaan
pada tanah seluas satu acre (= 4047 meter persegi) (Noble, 1989).
Oleh karena jutaan jenis dari serangga inilah maka perlu
untuk mengklasifikasikan serangga-serangga ini sehingga dapat di kelompokkan
dengan melihat dari beberapa sifat yang dimiliki oleh setiapa serangga agar
lebih mudah untuk mengenali termasuk dalam klasifikasi apakah serangga
tersebut.
B.
RUMUSAN MASALAH
1)
Apakah yang di maksud dengan Entomologi?
2)
Apakah yang dimaksud dengan Taksonomi dan Klasifikasi ?
3)
Apakah tujuan Taksonomi dan Klasifikasi ?
4)
Bagaimana klasifikasi dari Serangga?
C.
TUJUAN PENULISAN
1)
Mengetahui pengertian dari Entomologi
2)
Mengetahui pengertian dari Taksonomi dan klasifikasi
3)
Mengetahui tujuan taksonomi dan klasifikasi
4)
Mengetahui klasifikasi dari serangga
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Entomologi
Entomologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang vector, kelainan dan penyakit yang
disebabkan oleh arthropoda.Entomologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
serangga. Akan tetapi, arti ini sering diperluas untuk mencakup ilmu yang
mempelajari arthropoda ( hewan beruas – ruas ), serta iuwing dan kerabatnya (
Millepoda dan centipoda ). Istilah Entomologi berasal dari dua perkataan latin
yaitu entomon yang berarti serangga dan logos yang artinya ilmu pengetahuan.
B.
Pengertian Taksonomi dan Klasifikasi
Kata taksonomi diambil dari bahasa Yunani tassein
yang berarti untuk mengelompokkan dan nomos yang berarti aturan.
Taksonomi dapat diartikan sebagai pengelompokan suatu hal berdasarkan hierarki
(tingkatan) tertentu. Di mana taksonomi yang lebih tinggi bersifat lebih umum
dan taksonomi yang lebih rendah bersifat lebih spesifik.
Dalam pendidikan,
taksonomi dibuat untuk mengklasifikasikan tujuan pendidikan. Dalam hal ini,
tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain, yaitu: kognitif,
afektif, dan psikomotor. Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi
beberapa kategori dan subkategori yang berurutan secara hirarkis (bertingkat),
mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks.
Tingkah laku dalam setiap tingkat diasumsikan menyertakan juga tingkah laku
dari tingkat yang lebih rendah.
Klasifikasi merupakan kata serapan dari bahasa Belanda, classificatie, yang
sendirinya berasal dari bahasa Prancis classification. Istilah ini
menunjuk kepada sebuah metode untuk menyusun data secara sistematis atau
menurut beberapa aturan atau kaidah yang telah ditetapkan.Secara harafiah bisa pula dikatakan bahwa klasifikasi adalah pembagian sesuatu
menurut kelas-kelas.Menurut Ilmu
Pengetahuan,Klasifikasi adalah Proses pengelompokkan benda berdasarkan
ciri-ciri persamaan dan perbedaan.
Prinsip dan cara
mengelompokkan makhluk hidup menurut ilmu taksonomi adalah dengan membentuk takson.
Takson adalah kelompok makhluk hidup yang anggotanya memiliki banyak persamaan
ciri. Takson dibentuk dengan jalan mencandra objek atau makhluk hidup yang
diteliti dengan mencari persamaan ciri maupun perbedaan yang dapat diamati.
C.
Tujuan Klasifikasi
Tujuan
dari klasifikasi makhluk hidup adalah:
- mengelompokkan
makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki
- mendeskripsikan
ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya dengan makhluk
hidup dari jenis yang lain
- mengetahui
hubungan kekerabatan antarmakhluk hidup
- memberi
nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya
Berdasarkan
tujuan tersebut, sistem klasifikasi makhluk hidup memiliki manfaat seperti
berikut.
- Memudahkan
kita dalam mempelajari makhluk hidup yang sangat beraneka ragam.
- Mengetahui
hubungan kekerabatan antara makhluk hidup satu dengan yang lain.
v Macam
klasifikasi makhluk hidup
Ada
bermacam sistem klasifikasi makhluk hidup. Sistem klasifikasi ini berkembang
mulai dari yang sederhana hingga berdasar sistem yang lebih modern.
1. Sistem artifisial / buatan
Sistem
yang mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri yang ditetapkan
oleh peneliti sendiri, misalnya, ukuran, bentuk, dan habitat makhluk hidup.
Penganut sistem ini di antaranya Aristoteles dan Theophratus (370 SM).
2. Sistem natural / alami
Sistem
yang mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri struktur tubuh
eksternal (morfologi) dan struktur tubuh internal (anatomi) secara alamiah.
Penganut sistem ini, di antaranya, Carolus Linnaeus (abad ke-18).
Linnaeus berpendapat bahwa setiap tipe makhluk hidup mempunyai bentuk yang
berbeda. Oleh karena itu, jika sejumlah makhluk hidup memiliki sejumlah ciri
yang sama, berarti makhluk hidup tersebut sama spesiesnya. Dengan cara ini,
Linnaeus dapat mengenal 10.000 jenis tanaman dan 4.000 jenis hewan.
3. Sistem modern (filogenetik)
Sistem
klasifikasi makhluk hidup berdasarkan pada hubungan kekerabatan secara
evolusioner. Beberapa parameter yang digunakan dalam klasifikasi ini adalah
sebagai berikut:
- Persamaan
struktur tubuh dapat diketahui secara eksternal dan internal
- Menggunakan
biokimia perbandingan. Misalnya, hewan Limulus polyphemus, dahulu
dimasukkan ke dalam golongan rajungan (Crab) karena bentuknya seperti
rajungan, tetapi setelah dianalisis darahnya secara biokimia, terbukti
bahwa hewan ini lebih dekat dengan laba-laba (Spider). Berdasarkan bukti
ini, Limulus dimasukkan ke dalam golongan laba-laba.
- Berdasarkan
genetika modern. Gen dipergunakan juga untuk melakukan klasifikasi makhluk
hidup. Adanya persamaan gen menunjukkan adanya kekerabatan.
v Langkah-langkah
klasifikasi
Langkah-langkah
klasifikasi tersebut adalah sebagai berikut:
1. mengidentifikasi objek
berdasar ciri-ciri struktur tubuh makhluk hidup, misalnya, hewan atau tumbuhan
yang sama jenis atau spesiesnya
2. setelah kelompok spesies terbentuk, dapat dibentuk kelompok-kelompok lain dari urutan tingkatan klasifikasi sebagai berikut.
2. setelah kelompok spesies terbentuk, dapat dibentuk kelompok-kelompok lain dari urutan tingkatan klasifikasi sebagai berikut.
- Dua
atau lebih spesies dengan ciri-ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk
takson genus.
- Beberapa
genus yang memiliki ciri-ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk
takson famili.
- Beberapa
famili dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson ordo.
- Beberapa
ordo dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson kelas.
- Beberapa
kelas dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson filum
(untuk hewan) atau divisio (untuk tumbuhan).
Dengan
cara tersebut terbentuklah urutan hierarki atau tingkatan klasifikasi makhluk
hidup. Urutan klasifikasi dari tingkatan yang terbesar hingga terkecil adalah
sebagai berikut:
Dalam tatanama binomial, penamaan suatu jenis cukup hanya
menyebutkan nama marga (selalu diawali dengan huruf besar) dan nama jenis
(selalu diawali dengan huruf kecil) yang dicetak miring (dicetak tegak jika
naskah utama dicetak miring) atau ditulis dengan garis bawah. Aturan ini
seharusnya tidak akan membingungkan karena nama marga tidak boleh sama untuk
tingkatan takson lain yang lebih tinggi.
Perkembangan pengetahuan lebih lanjut memaksa dibuatnya
takson baru di antara keenam takson yang sudah ada (memakai awalan ‘super-‘ dan
‘sub-‘) dan juga takson di bawah tingkat jenis (infraspesies) (varietas dan
forma). Dibuat pula satu takson di atas Phylum (disebut Regnum (secara harafiah
berarti ‘Kerajaan’) untuk membedakan Prokariota (regnum Archaea dan Bacteria)
dan Eukariota (regnum Mycota, Plantae atau Tumbuhan, dan Animalia Hewan).
D.
Klasifikasi Serangga
Berdasarkan
tipe makanannya serangga dikelompokkan sebagai
1. Fitofagus memakan tumbuhan
misalnya jaringan daun, batang dan akar.
2. zoofagus memakan hewan lain
termasuk vertebrata atau infertebrata
3. serangga saprofagus memakan
materi-materi organik yang telah mati termasuk colembola
Berdasarkan
ada tidaknya sayap, insekta dikelompokkan menjadi dua sub kelas yaitu :
1.
Insekta tidak bersayap, Insekta ini dikelompokkan dalam sub kelas Apterygota.
2. Insekta bersayap dikelompokkan dalam sub kelas Pterygota.
2. Insekta bersayap dikelompokkan dalam sub kelas Pterygota.
v SUB KELAS APTERYGOTA
Jenis-jenis dalam ordo ini adalah
makhluk-makhluk yang tidak bersayap, berukuran kecil sampai metamorfosis
sederhana (Ametabola). Microcoryphia (Archeognatha) dan Thysanura (Zygentoma)
adalah kerabat dekat dari serangga bersayap tetapi berbeda dalam banyak hal.
Pada Microcoryphia dan Thysanura tidak terdapat sutura pleura, furka-furka dan
fragmata. Microcoryphia dan Thysanura adalah ektognatus, yaitu bagian-bagian
mulut agak terbuka dan tidak tertutup oleh lipatan-lipatan kranium. Ruas-ruas
flagelum antena tanpa urat daging, tarsi tiga sampai lima ruas, biasanya
terdapat mata majemuk dan tentorium cukup bagus berkembang.
Strategi
reproduksi pada serangga ini dengan pembuahan secara tidak langsung, yaitu
dengan spermatofor, seperti pada ordo Diplura dan Collembola (Hexapoda
entognatha). Kedua jenis serangga ini mempunyai sifat primitif dibanding
ordo lainnya yaitu vestigial (degeneratif), mempunyai sepasang embelan (styli),
mempunyai caudal cerci, dan tidak bersayap secara primitif. Mereka juga punya
sifat 'maju' (advanced) dengan memiliki alat mulut ectognatha dan antena
musculate (scape dan pedicel dengan otot dalam). Terdiri atas beberapa ordo
diantaranya :
1. Ordo Protura
2. Ordo Collembola
3. Ordo Thysanura
4. Ordo Archeognatha
5.
Ordo Diplura
1. Ordo Protura
Protura
berasal dari kata “proto-” yang berarti pertama atau awal, dan “-ura”
atau ekor, merujuk pada tiadanya bangunan atau alat yang terdapat pada ujung
abdomen seperti layaknya artropoda lain.
Eosentomon dawsoni (Protura)
(massey.ac.nz)
Heksapoda
ini dicirikan oleh tubuhnya yang pucat; tidak mempunyai mata dan antena
sebagaimana layaknya artropoda lain; kepala berbentuk mirip kerucut. Alat mulut
tipe menghisap dan alat mulut tersebut dapat ditarik masuk ke dalam kepala.
Pasangan kaki depan biasanya diadakan di depan tubuh dan tampaknya berfungsi
sebagai organ-organ indera. Protura baru menetas memiliki sembilan segmen
perut. Setiap kali mereka berganti bulu, segmen lain yang ditambahkan di dekat
akhir perut sampai mereka dewasa (dan seksual dewasa) dengan 11 segmen perut.
Sepanjang pertumbuhan dari nimfa awal hingga dewasa, Protura melewati lima
instar melalui proses yang disebut anamorfosis, yaitu menambahkan jumlah
abdomen sampai total ruas pada setiap instarnya. Stadia maturus adalah
stadia di antara nimfa dan imago (dewasa), dan pada stadia ini, jumlah ruas
abdomennya sudah mencapai 11.
Artropoda
yang berukuran kecil (panjang tubuhnya kira-kira 0,5 – 2,0 mm) berwarna
keputih-putihan ini hidup di dalam bahan-bahan organik dan memakan
cendawan mikoriza, bahan-bahan tumbuhan yang membusuk dan sejenisnya. Oleh
karena itu, para ahli menduga bahwa heksapoda ini penting dalam proses
perombakan bahan organik.
Ordo protura dibagi menjadi 3 famili yaitu:
- Eocentomidae
Mempunyai
trachea dengan dua pasang spirakulum pada thorax. Alat tambahan pada
abdomen mempunyai sebuah terminal vesicle.
- Protentomidae
Tidak
mempunyai trachea dan spirakulum. alat tambahan pada abdomen mempunyai
dua pasang terminal vesicle.
- Acerentomidae
Tidak
mempunyai trachea dan spirakulum. Alat tambahan pada abdomen hanya pasangan
pertama yang mempunyai terminal vesicle.
2.
Ordo Collembola
Nama ordo ini berasal dari gabungan kata Yunani cole-
yang berarti lem atau perekat, dan -embolon yang berarti pasak.
Collembola tidak bersayap,tubuh kecil umumnya berwarna hitam mempunyai
sepasang antena, tiga pasang kaki, dan beberapa mempunyai mata yang terdiri
dari ommatidia.
Collembola
berupa serangga kecil, panjang tubuh kurang dari 6 mm, alat mulut disesuaikan
untuki menggigit, antena 4 ruas, tidak memiliki mata majemuk. Abdomen berjumlah
6 ruas, pada ruas abdomen keempat terdapat furcula (ekor pegas)
yaitu alat untuk meloncat. Pada waktu istirahat, furcula dilipat di
bawah abdomen dan dijepit oleh tenaculum yang terdapat pada ruas abdomen
ketiga. Pada ruas abdomen kesatu terdapat kolofor (collophore), suatu
struktur yang berperan dalam pengambilan air. Tidak mempunyai sistem trakea dan
tidak mengalami metamorfosis.
Banyak Collembola memiliki ommatidia sampai 8 pada kepala,
sedangkan yang lainnya berkurang atau sama sekali tidak mempunyai (buta).
Serangga ini ditemukan di tanah, pada daun tanaman yang telah membusuk
(serasah), di antara herba, di bawah kulit kayu dan sebagainya. Hewan ini
memiliki peranan penting pada bahan-bahan yang membusuk (bangkai), jarang yang bertindak
sebagai hama.
Colembolla dibagi menjadi 2 sub ordo berdasarkan bentuk tubuh dan sifat
abdomenya yaitu:
- sub ordo Arthropleona
tubuhnya
panjang,abdomen terdiri dari 6 ruas yang jelas,sub ordo ini dibagi menjadi 4
famili yaitu:Poduridae,Onychiuridae,Isotomidae,dan Enthomobrydae.
- sub ordo Symphypleona
tubuhnya
oval atau bulat, keempat ruas abdomen berfusi menjadi satu,sedang ruas kelima
dan ke enam membentuk apikal papila yang kecil. Sub ordo ini hanya terdiri dari
satu famili yaitu Smynthuridae yang ciri-cirinya seperti sub ordonya.
Sub ordo Arthropleona terdiri dari:
1. Famili Produridae
Prothoraxnya
berkembang dengan baik,dapat dilihat dari atas dan mempunyai rambut atau setae
sebelah dorsal. Mempunyai mata.
Ruas antena ketiga hanya mempunyai
alat perasa seperti papila,ruas ke 14 mempunyai terminal vesicle yang dapat
ditarik. Kulitnya tidak mempunyai pori yang tersebar teratur.
2.
Famili Onychiuridae
Sifat
prothoraxnya sama dengan Poduridae. Tidak mempunyai mata. Ruas antena ke 3
mempunyai 2 atau 3 alat perasa berbentuk kerucut dan alat perasa seperti
papila. Ruas antena ke 4 ada yang mempunyai terminal vesicle ada yang tidak.
Kulitnya berpori yang tersebar.
3. Familia : Entomobrydae
Entomobryidae
merupakan Familia yang terbesar dari ordo Collembola. Berwarna
kecoklat-coklatan atau keputih-putihan dan beberapa jenis ada yang berwarna
belang. Memiliki antena panjang, memiliki abdomen 6 ruas dan ruas abdomen
keempat sangat besar. Protoraks menyusut, biasanya tidak terlihat dari atas dan
tidak memiliki rambut-rambut duri atau seta di bagian dorsal. Tubuh bersisik
dan jika ada seta bentuknya seperti gada. Furkula berkembang dengan baik. Contoh,
Tomocerus elongates dan Entomobrya sicia.
4.Familia: Isotomidae
Isotomidae
berwarna putih, putih kuning, dan hijau sampai biru, coklat dan ungu tua dengan
garis-garis longitudinal atau pita-pita transversal. Tubuh memanjang, abdomen
memiliki 6 ruas yang jelas terlihat. Ruas abdomen ketiga dan keempat kira-kira
sama panjang dengan panjang garis tengah ruas abdomen ketiga. Tubuh tidak
bersisik dan jika memiliki seta bentuknya sederhana.Furkula
seringkali menyusut Isotomurus tricolor.
3.Ordo Thysanura (Kutu Buku, Renget)
Serangga
ini disebut dengan serangga perak memiliki ukuran sedang sampai kecil, biasanya
bentuknya memanjang dan agak gepeng, mempunyai embelan-embelan seperti ekor
pada ujung posterior abdomen. Tubuh hampir selalu ditutupi oleh sisik-sisik,
tipe mulut adalah mandibulata yang berfungsi untuk mengigit, mata majemuk kecil
dan sangat lebar terpisah, mata tunggal ada atau tidak ada, tarsi 3-5 ruas,
embelan seperti ekor terdiri dari sersi dan sebuah filamen ekor median.
Abdomen beruas 11, pada ujung abdomen terdapat dua atau tiga embelan yang
menyerupai ekor dan pada beberapa ruas abdomennya terdapat stili. Cercus
terdapat satu pasang yang beruas banyak. Pernapasan pada Thysanura dengan
sistem trakea. Serangga ada yang mengalami metamorfosis sederhana atau tidak
mengalami metamorfosis.
Habitat
dari serangga ini terdapat pada kulit kayu, gua-gua, di bawah tanah,
lubang-lubang mamalia dan beberapa jenis yang jinak menghuni gedung-gedung,
tapi umumnya hidup bebas ditempat yang lembab dan beberapa hidup berasosiasi
dengan semut. Mereka makan segala macam substansi yang bertepung dan seringkali
sebagai hama. Pada perpustakaan mereka memakan kertas-kertas di toko-toko
mereka makan sayuran dan makanan yang mengandung tepung. Di pemukiman
mereka makan pakaian yang bertepung, gorden, sutra dan kertas dinding, ordo ini
bersifat omnivora (kapang dan bahan-bahan yang mengandung pati). Serangga
ini sangat aktif dan bergerak dengan cepat, dengan tipe tungkai cursorial.
Beberapa famili yang sering dijumpai adalah Lepismatidae, Lepidoctrichidae dan
Nicoletilidae. Ordo Tysanura dibagi menjadi 4 famili:
1.Famili Lepidotrichidae
Mempunyai mata facet kecil, letak keduanya terpisah lebar. Mempunyai ocelli.
Coxa kaki tengah dan belakang tidak mempunyai styli. Tarsus beruas 5. Letak
styli abdomen bervariasi. Tubuhnya ada yang tertutup sisik ada yang tidak.
Serangga pelari.
2.Famili Nicoletiidae
Tidak mempunyai mata facet dan ocelli. Coxa kaki tengah dan belakang tidak
mempunyai styli, tarsi beruas 3 atau 4. Letak styli abdomen bervariasi.
Tubuhnya ada yang tertutup sisik ada yang tidak.
3.Famili Lepismatidae
Mempunyai mata facet yang kecil dan letak keduanya terpisah, tidak mempunyai
ocelli. Coxa kaki tengah dan belakang tidak mempunyai styli, tarsi beruang 3
atau 4. Letak styli abdomen bervariasi. Tubuh selalu tertutup sisik.
4.Famili Machilidae
Mempunyai mata facet yang besar dan letak keduanya berdekatan. Coxa kaki tengah
dan belakang mempunyai styli, tarsi beruas 3. Abdomen mempunyai styli yang
terletak pada ruas kedua sampai ke sembilan. Serangga pelompat.
Microcoryphia
serupa dengan serangga perak pada ordo Thysanura, tetapi mereka lebih silindris
dengan thoraks agak melengkung, mata majemuk besar dan bersinggungan, terdapat
mata tunggal, masing-masing mandibel memiliki satu titik artikulasi dengan
kapsula kepala, tarsi tiga ruas dan koksa-koksa tengah dan belakang biasanya
mengandung stilus-stilus. Sebagian dengan eversible vesiclesdekat stili di abdomen.
Serangga
ini hidup di daerah rumput atau hutan di bawah daun-daunan, di bawah kulit
kayu, batu-batuan, karang dan tempat-tempat yang serupa. Kebanyakan mereka
adalah binatang malam dan matanya bercahaya pada waktu malam bila disinari
dengan lampu. Serangga ini sangat aktif dan meloncat bila diganggu, dengan
menggunakan tungkainya yang bertipe cursorial. Tubuh ditutupi oleh
sisik-sisik yang kadang-kadang membentuk pola-pola yang jelas, makanannya
adalah ganggang, lumut, buah-buahan yang membusuk dan bahan-bahan yang
serupa. Famili dari ordo ini adalah Machilidae dan
Meinertellidae.
5. Ordo Diplura
Nama
Diplura berasal dari bahasa Yunani, diplo- yang berarti dua, dan -uros
yang berarti ekor. Panjang tubuh heksapoda ini kira-kira 2-5 mm, meskipun
genus Japyx dapat mencapai panjang tubuh 20 mm.
Diplura
mirip Thysanura, tetapi diplura tidak memiliki filamen ekor bagian median
dan hanya mempunyai dua filamen atau
embelan pada ekornya. Tubuh Diplura biasanya tidak tertutup dengan sisik, tidak
terdapat mata majemuk dan mata tunggal. Tarsi memiliki satu ruas, dan
bagian-bagian mulut terdiri dari mandibula dan tertarik ke dalam kepala.
Terdapat stili pada ruas-ruas abdomen 1-7 atau 2-7. Memiliki panjang tubuh
kurang dari 7 mm, dan biasanya berwarna pucat. Terdapat di tempat-tempat lembab
di dalam tanah, di bawah kulit kayu, di bawah batu-batuan, pada kayu yang
sedang membusuk, dan di tempat-tempat lembab lainnya.
Kebanyakan spesies Diplura adalah pemakan, sekaligus perombak bahan organik,
meskipun beberapa kelompok, misalnya anggota famili Japygidae, dikategorikan
sebagai predator pada Collembola, isopoda, dan artropoda kecil yang lain.
Dibagi menjadi 3 famili yaitu:
- Famili
Campodeidae_cerci
Lebih
dari 1 ruas dan tidak berbentuk catut. Cerci beruas banyak sepanjang antena.
Styli pada abdomen terletak pada ruas ke 2 sampai ke 7. Tidak mempunyai palpus.
Panjang tubuh 4 mm atau lebih.
- Famili
Anajapygidae
Mempunyai
sersi yang lebih pendek dari antena, beruas banyak akan tetapi jumlah ruas
lebih sedikit dari anggota Campodeidae. Cerci tidak berbentuk catut. Mempunyai
palpus. Styli pada abdomen terletak pada ruas kesatu sampai ke tujuh.
- Famili
Japygidae
Mempunyai
cerci beruas satu dan berbentuk catut.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1.Insecta berdasarkan ada tidaknya sayap dibagi menjadi dua
sub kelas yaitu apterygota merupakan serangga tidak bersayap berukuran kecil
sampai metamorfosis sederhana (Ametabola) dan pterygota termasuk serangga yang
bersayap.
2.Sub kelas Apterygota di bagi
menjadi beberapa ordo diantaranya : . Ordo Protura, Ordo Collembola, Ordo
Thysanura, Ordo Archeognatha, dan Ordo Diplura.
3. kelima ordo tersebut terdapat
perbedaan yang dapat diamati dengan mengamati ciri-ciri yang ada. Ciri-cirinya
diantaranya adalah:
a. Ciri ordo Protura
diantaranya: tubuhnya berwarna pucat,tidak mempunyai mata dan antena,bentuk
kepala mirip kerucut,tipe mulut penghisap,dan kaki depan diarahkan kedepan.
b. Ciri ordo Collembola
diantaranya: tubuh kecil berwarna hitam, memiliki sepasang antena,memiliki
ommatida dapat mencapai 8 pada kepala,tipe mulut menggigit,dan tidak memiliki
mata majemuk.
c. Ciri ordo Tysanura
diantaranya: merupakan serangga perak,tubuh ditutupi sisik, mata majemuk kecil,
ada yang memiliki mata tunggal tetapi kadang ada juga yang tidak memiliki mata
tunggal, dan tipe mulut mandibulata yang berfungsi untuk menggigit.
d. Ciri ordo Archeognatha
diantaranya: merupakan serangga perak tetapi lebih silindris,terdapat mata
tunggal,dan mata majemuk besar dan bersinggungan.
e. Ciri ordo Diplura
diantaranya: tidak memiliki filamen ekor pada bagian median, tubuh tidak
tertutup sisik,tidak terdapat mata majemuk atau mata tunggal,dan warna tubuh
pucat.
Daftar Pustaka
Vitasernavianti.2013.makalah
entomologi. https://vitasernavianti.wordpress.com/2013/10/27/makalah-entomologi
Hadi,Mochmad. 2009. Biologi
Isecta Entomologi. Graha Ilmu. Yogyakarta.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar