Sabtu, 19 Desember 2015

makalah Taksonomi dan Klasifikasi Serangga

BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Sebagai bagian dari komunitas ekosistem bumi, serangga telah menjadi penentu keberadaan dan perkembangan ekosistem di muka bumi.Serangga mempunyai peran penting dalam kehidupan manusia. Serangga merupakan golongan hewan yang dominan di muka bumi sekarang ini. Dalam jumlah, mereka melebihi semua hewan melata daratan lainnya dan praktis mereka  terdapat di mana-mana. Bebrapa ratus ribu jenis yang berbeda telah diuraikan tiga kali lebih banyak daripada sisa dunia hewan dan beberapa pengarang percaya bahwa jumlah keseluruhan jenis-jenis yang berbeda dapat mencapai 30 juta. Lebih daripada seribu jenis terdapat pada satu lapangan yang sedang ukurannya, dan populasi mereka seringkali berjumlah jutaan pada tanah seluas satu acre (= 4047 meter persegi) (Noble, 1989).
Oleh karena jutaan jenis dari serangga inilah maka perlu untuk mengklasifikasikan serangga-serangga ini sehingga dapat di kelompokkan dengan melihat dari beberapa sifat yang dimiliki oleh setiapa serangga agar lebih mudah untuk mengenali termasuk dalam klasifikasi apakah serangga tersebut.
B.     RUMUSAN MASALAH
1)      Apakah yang di maksud dengan Entomologi?
2)      Apakah yang dimaksud dengan Taksonomi dan Klasifikasi ?
3)      Apakah tujuan Taksonomi dan Klasifikasi ?
4)      Bagaimana klasifikasi dari Serangga?
C.     TUJUAN PENULISAN
1)      Mengetahui pengertian dari Entomologi
2)      Mengetahui pengertian dari Taksonomi dan klasifikasi
3)      Mengetahui tujuan taksonomi dan klasifikasi
4)      Mengetahui klasifikasi dari serangga
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Entomologi
Entomologi adalah ilmu yang mempelajari tentang vector, kelainan dan penyakit yang disebabkan oleh arthropoda.Entomologi adalah ilmu yang mempelajari tentang serangga. Akan tetapi, arti ini sering diperluas untuk mencakup ilmu yang mempelajari arthropoda ( hewan beruas – ruas ), serta iuwing dan kerabatnya ( Millepoda dan centipoda ). Istilah Entomologi berasal dari dua perkataan latin yaitu entomon yang berarti serangga dan logos yang artinya ilmu pengetahuan.
B.     Pengertian Taksonomi dan Klasifikasi
Kata taksonomi diambil dari bahasa Yunani tassein yang berarti untuk mengelompokkan dan nomos yang berarti aturan. Taksonomi dapat diartikan sebagai pengelompokan suatu hal berdasarkan hierarki (tingkatan) tertentu. Di mana taksonomi yang lebih tinggi bersifat lebih umum dan taksonomi yang lebih rendah bersifat lebih spesifik.
Dalam pendidikan, taksonomi dibuat untuk mengklasifikasikan tujuan pendidikan. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain, yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotor. Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan subkategori yang berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku dalam setiap tingkat diasumsikan menyertakan juga tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah.
Klasifikasi merupakan kata serapan dari bahasa Belanda, classificatie, yang sendirinya berasal dari bahasa Prancis classification. Istilah ini menunjuk kepada sebuah metode untuk menyusun data secara sistematis atau menurut beberapa aturan atau kaidah yang telah ditetapkan.Secara harafiah bisa pula dikatakan bahwa klasifikasi adalah pembagian sesuatu menurut kelas-kelas.Menurut Ilmu Pengetahuan,Klasifikasi adalah Proses pengelompokkan benda berdasarkan ciri-ciri persamaan dan perbedaan.
Prinsip dan cara mengelompokkan makhluk hidup menurut ilmu taksonomi adalah dengan membentuk takson. Takson adalah kelompok makhluk hidup yang anggotanya memiliki banyak persamaan ciri. Takson dibentuk dengan jalan mencandra objek atau makhluk hidup yang diteliti dengan mencari persamaan ciri maupun perbedaan yang dapat diamati.
C.     Tujuan Klasifikasi
Tujuan dari klasifikasi makhluk hidup adalah:
  • mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki
  • mendeskripsikan ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya dengan makhluk hidup dari jenis yang lain
  • mengetahui hubungan kekerabatan antarmakhluk hidup
  • memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya
Berdasarkan tujuan tersebut, sistem klasifikasi makhluk hidup memiliki manfaat seperti berikut.
  • Memudahkan kita dalam mempelajari makhluk hidup yang sangat beraneka ragam.
  • Mengetahui hubungan kekerabatan antara makhluk hidup satu dengan yang lain.
v  Macam klasifikasi makhluk hidup
Ada bermacam sistem klasifikasi makhluk hidup. Sistem klasifikasi ini berkembang mulai dari yang sederhana hingga berdasar sistem yang lebih modern.
1. Sistem artifisial / buatan
Sistem yang mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri yang ditetapkan oleh peneliti sendiri, misalnya, ukuran, bentuk, dan habitat makhluk hidup. Penganut sistem ini di antaranya Aristoteles dan Theophratus (370 SM).


2. Sistem natural / alami
Sistem yang mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri struktur tubuh eksternal (morfologi) dan struktur tubuh internal (anatomi) secara alamiah. Penganut sistem ini, di antaranya, Carolus Linnaeus (abad ke-18). Linnaeus berpendapat bahwa setiap tipe makhluk hidup mempunyai bentuk yang berbeda. Oleh karena itu, jika sejumlah makhluk hidup memiliki sejumlah ciri yang sama, berarti makhluk hidup tersebut sama spesiesnya. Dengan cara ini, Linnaeus dapat mengenal 10.000 jenis tanaman dan 4.000 jenis hewan.
3. Sistem modern (filogenetik)
Sistem klasifikasi makhluk hidup berdasarkan pada hubungan kekerabatan secara evolusioner. Beberapa parameter yang digunakan dalam klasifikasi ini adalah sebagai berikut:
  • Persamaan struktur tubuh dapat diketahui secara eksternal dan internal
  • Menggunakan biokimia perbandingan. Misalnya, hewan Limulus polyphemus, dahulu dimasukkan ke dalam golongan rajungan (Crab) karena bentuknya seperti rajungan, tetapi setelah dianalisis darahnya secara biokimia, terbukti bahwa hewan ini lebih dekat dengan laba-laba (Spider). Berdasarkan bukti ini, Limulus dimasukkan ke dalam golongan laba-laba.
  • Berdasarkan genetika modern. Gen dipergunakan juga untuk melakukan klasifikasi makhluk hidup. Adanya persamaan gen menunjukkan adanya kekerabatan.
v  Langkah-langkah klasifikasi
Langkah-langkah klasifikasi tersebut adalah sebagai berikut:
1. mengidentifikasi objek berdasar ciri-ciri struktur tubuh makhluk hidup, misalnya, hewan atau tumbuhan yang sama jenis atau spesiesnya
2. setelah kelompok spesies terbentuk, dapat dibentuk kelompok-kelompok lain dari urutan tingkatan klasifikasi sebagai berikut.

  • Dua atau lebih spesies dengan ciri-ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson genus.
  • Beberapa genus yang memiliki ciri-ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson famili.
  • Beberapa famili dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson ordo.
  • Beberapa ordo dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson kelas.
  • Beberapa kelas dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson filum (untuk hewan) atau divisio (untuk tumbuhan).
Dengan cara tersebut terbentuklah urutan hierarki atau tingkatan klasifikasi makhluk hidup. Urutan klasifikasi dari tingkatan yang terbesar hingga terkecil adalah sebagai berikut:
Dalam tatanama binomial, penamaan suatu jenis cukup hanya menyebutkan nama marga (selalu diawali dengan huruf besar) dan nama jenis (selalu diawali dengan huruf kecil) yang dicetak miring (dicetak tegak jika naskah utama dicetak miring) atau ditulis dengan garis bawah. Aturan ini seharusnya tidak akan membingungkan karena nama marga tidak boleh sama untuk tingkatan takson lain yang lebih tinggi.
Perkembangan pengetahuan lebih lanjut memaksa dibuatnya takson baru di antara keenam takson yang sudah ada (memakai awalan ‘super-‘ dan ‘sub-‘) dan juga takson di bawah tingkat jenis (infraspesies) (varietas dan forma). Dibuat pula satu takson di atas Phylum (disebut Regnum (secara harafiah berarti ‘Kerajaan’) untuk membedakan Prokariota (regnum Archaea dan Bacteria) dan Eukariota (regnum Mycota, Plantae atau Tumbuhan, dan Animalia Hewan).
D.    Klasifikasi Serangga
Berdasarkan tipe makanannya serangga dikelompokkan sebagai
1.      Fitofagus memakan tumbuhan misalnya jaringan daun, batang dan akar.
2.      zoofagus memakan hewan lain termasuk vertebrata atau infertebrata
3.      serangga saprofagus memakan materi-materi organik yang telah mati termasuk colembola
Berdasarkan ada tidaknya sayap, insekta dikelompokkan menjadi dua sub kelas yaitu :
1. Insekta tidak bersayap, Insekta ini dikelompokkan dalam sub kelas Apterygota.
2. Insekta bersayap dikelompokkan dalam sub kelas Pterygota.
v  SUB KELAS APTERYGOTA
Jenis-jenis dalam ordo ini adalah makhluk-makhluk yang tidak bersayap, berukuran kecil sampai metamorfosis sederhana (Ametabola). Microcoryphia (Archeognatha) dan Thysanura (Zygentoma) adalah kerabat dekat dari serangga bersayap tetapi berbeda dalam banyak hal. Pada Microcoryphia dan Thysanura tidak terdapat sutura pleura, furka-furka dan fragmata. Microcoryphia dan Thysanura adalah ektognatus, yaitu bagian-bagian mulut agak terbuka dan tidak tertutup oleh lipatan-lipatan kranium. Ruas-ruas flagelum antena tanpa urat daging, tarsi tiga sampai lima ruas, biasanya terdapat mata majemuk dan tentorium cukup bagus berkembang.
Strategi reproduksi pada serangga ini dengan pembuahan secara tidak langsung, yaitu dengan spermatofor, seperti pada ordo Diplura dan Collembola (Hexapoda entognatha).  Kedua jenis serangga ini mempunyai sifat primitif dibanding ordo lainnya yaitu vestigial (degeneratif), mempunyai sepasang embelan (styli), mempunyai caudal cerci, dan tidak bersayap secara primitif. Mereka juga punya sifat 'maju' (advanced) dengan memiliki alat mulut ectognatha dan antena musculate (scape dan pedicel dengan otot dalam). Terdiri atas beberapa ordo diantaranya :
1. Ordo Protura
2. Ordo Collembola
3. Ordo Thysanura
4. Ordo Archeognatha
5. Ordo Diplura
1. Ordo Protura
Protura berasal dari kata “proto-” yang berarti pertama atau awal, dan “-ura” atau ekor, merujuk pada tiadanya bangunan atau alat yang terdapat pada ujung abdomen seperti layaknya artropoda lain.
Eosentomon dawsoni (Protura) (massey.ac.nz)
Heksapoda ini dicirikan oleh tubuhnya yang  pucat; tidak mempunyai mata dan antena sebagaimana layaknya artropoda lain; kepala berbentuk mirip kerucut. Alat mulut tipe menghisap dan alat mulut tersebut dapat ditarik masuk ke dalam kepala. Pasangan kaki depan biasanya diadakan di depan tubuh dan tampaknya berfungsi sebagai organ-organ indera. Protura baru menetas memiliki sembilan segmen perut. Setiap kali mereka berganti bulu, segmen lain yang ditambahkan di dekat akhir perut sampai mereka dewasa (dan seksual dewasa) dengan 11 segmen perut. Sepanjang pertumbuhan dari nimfa awal hingga dewasa, Protura melewati lima instar melalui proses yang disebut anamorfosis, yaitu menambahkan jumlah abdomen sampai total ruas pada setiap instarnya. Stadia maturus adalah stadia di antara nimfa dan imago (dewasa), dan pada stadia ini, jumlah ruas abdomennya sudah mencapai 11.
Artropoda yang berukuran kecil (panjang tubuhnya kira-kira 0,5 – 2,0 mm) berwarna keputih-putihan  ini hidup di dalam bahan-bahan organik dan memakan cendawan mikoriza, bahan-bahan tumbuhan yang membusuk dan sejenisnya. Oleh karena itu, para ahli menduga bahwa heksapoda ini penting dalam proses perombakan bahan organik.

            Ordo protura dibagi menjadi 3 famili yaitu:
  1. Eocentomidae
Mempunyai trachea  dengan dua pasang spirakulum pada thorax. Alat tambahan pada abdomen mempunyai sebuah terminal vesicle.
  1. Protentomidae
Tidak mempunyai trachea dan spirakulum.  alat tambahan pada abdomen mempunyai dua pasang terminal vesicle.
  1. Acerentomidae
Tidak mempunyai trachea dan spirakulum. Alat tambahan pada abdomen hanya pasangan pertama yang mempunyai terminal vesicle.

2. Ordo Collembola
Nama ordo ini berasal dari gabungan kata Yunani cole- yang berarti lem atau perekat, dan -embolon yang berarti pasak. Collembola tidak bersayap,tubuh kecil umumnya berwarna hitam  mempunyai sepasang antena, tiga pasang kaki, dan beberapa mempunyai mata yang terdiri dari ommatidia.
Collembola berupa serangga kecil, panjang tubuh kurang dari 6 mm, alat mulut disesuaikan untuki menggigit, antena 4 ruas, tidak memiliki mata majemuk. Abdomen berjumlah 6 ruas, pada ruas abdomen keempat terdapat furcula (ekor pegasyaitu alat untuk meloncat. Pada waktu istirahat, furcula dilipat di bawah abdomen dan dijepit oleh tenaculum yang terdapat pada ruas abdomen ketiga. Pada ruas abdomen kesatu terdapat kolofor (collophore), suatu struktur yang berperan dalam pengambilan air. Tidak mempunyai sistem trakea dan tidak mengalami metamorfosis.
Banyak Collembola memiliki ommatidia sampai 8 pada kepala, sedangkan yang lainnya berkurang atau sama sekali tidak mempunyai (buta). Serangga ini ditemukan di tanah, pada daun tanaman yang telah membusuk (serasah), di antara herba, di bawah kulit kayu dan sebagainya. Hewan ini memiliki peranan penting pada bahan-bahan yang membusuk (bangkai), jarang yang bertindak sebagai hama.

            Colembolla dibagi menjadi 2 sub ordo berdasarkan bentuk tubuh dan sifat abdomenya  yaitu:
  1. sub ordo Arthropleona
tubuhnya panjang,abdomen terdiri dari 6 ruas yang jelas,sub ordo ini dibagi menjadi 4 famili yaitu:Poduridae,Onychiuridae,Isotomidae,dan Enthomobrydae.
  1. sub ordo Symphypleona
tubuhnya oval atau bulat, keempat ruas abdomen berfusi menjadi satu,sedang ruas kelima dan ke enam membentuk apikal papila yang kecil. Sub ordo ini hanya terdiri dari satu famili yaitu Smynthuridae yang ciri-cirinya seperti sub ordonya.
Sub ordo Arthropleona terdiri dari:
1. Famili Produridae
Prothoraxnya berkembang dengan baik,dapat dilihat dari atas dan mempunyai rambut atau setae sebelah dorsal. Mempunyai mata.
Ruas antena ketiga hanya mempunyai alat perasa seperti papila,ruas ke 14 mempunyai terminal vesicle yang dapat ditarik. Kulitnya tidak mempunyai pori yang tersebar teratur.
2.    Famili Onychiuridae
Sifat prothoraxnya sama dengan Poduridae. Tidak mempunyai mata. Ruas antena ke 3 mempunyai 2 atau 3 alat perasa berbentuk kerucut dan alat perasa seperti papila. Ruas antena ke 4 ada yang mempunyai terminal vesicle ada yang tidak. Kulitnya berpori yang tersebar.
3. Familia : Entomobrydae
Entomobryidae merupakan Familia yang terbesar dari ordo Collembola.  Berwarna kecoklat-coklatan atau keputih-putihan dan beberapa jenis ada yang berwarna belang. Memiliki antena panjang, memiliki abdomen 6 ruas dan ruas abdomen keempat sangat besar. Protoraks menyusut, biasanya tidak terlihat dari atas dan tidak memiliki rambut-rambut duri atau seta di bagian dorsal. Tubuh bersisik dan jika ada seta bentuknya seperti gada. Furkula berkembang dengan baik. Contoh, Tomocerus elongates dan Entomobrya sicia.
4.Familia: Isotomidae
Isotomidae berwarna putih, putih kuning, dan hijau sampai biru, coklat dan ungu tua dengan garis-garis longitudinal atau pita-pita transversal. Tubuh memanjang, abdomen memiliki 6 ruas yang jelas terlihat. Ruas abdomen ketiga dan keempat kira-kira sama panjang dengan panjang garis tengah ruas abdomen ketiga. Tubuh tidak bersisik dan jika memiliki seta bentuknya   sederhana.Furkula seringkali menyusut   Isotomurus tricolor.

3.Ordo Thysanura (Kutu Buku, Renget)
Serangga ini disebut dengan serangga perak memiliki ukuran sedang sampai kecil, biasanya bentuknya memanjang dan agak gepeng, mempunyai embelan-embelan seperti ekor pada ujung posterior abdomen. Tubuh hampir selalu ditutupi oleh sisik-sisik, tipe mulut adalah mandibulata yang berfungsi untuk mengigit, mata majemuk kecil dan sangat lebar terpisah, mata tunggal ada atau tidak ada, tarsi 3-5 ruas, embelan seperti ekor terdiri dari sersi dan sebuah filamen ekor median.  Abdomen beruas 11, pada ujung abdomen terdapat dua atau tiga embelan yang menyerupai ekor dan pada beberapa ruas abdomennya terdapat stili. Cercus terdapat satu pasang yang beruas banyak. Pernapasan pada Thysanura dengan sistem trakea. Serangga ada yang mengalami metamorfosis sederhana atau tidak mengalami metamorfosis.
Habitat dari serangga ini terdapat pada kulit kayu, gua-gua, di bawah tanah, lubang-lubang mamalia dan beberapa jenis yang jinak menghuni gedung-gedung, tapi umumnya hidup bebas ditempat yang lembab dan beberapa hidup berasosiasi dengan semut. Mereka makan segala macam substansi yang bertepung dan seringkali sebagai hama. Pada perpustakaan mereka memakan kertas-kertas di toko-toko mereka makan sayuran dan makanan yang mengandung tepung.  Di pemukiman mereka makan pakaian yang bertepung, gorden, sutra dan kertas dinding, ordo ini bersifat omnivora (kapang dan bahan-bahan yang mengandung pati).  Serangga ini sangat aktif dan bergerak dengan cepat, dengan tipe tungkai cursorial. Beberapa famili yang sering dijumpai adalah Lepismatidae, Lepidoctrichidae dan Nicoletilidae. Ordo Tysanura dibagi menjadi 4 famili:
1.Famili Lepidotrichidae
            Mempunyai mata facet kecil, letak keduanya terpisah lebar. Mempunyai ocelli. Coxa kaki tengah dan belakang tidak mempunyai styli. Tarsus beruas 5. Letak styli abdomen bervariasi. Tubuhnya ada yang tertutup sisik ada yang tidak. Serangga pelari.
2.Famili Nicoletiidae
            Tidak mempunyai mata facet dan ocelli. Coxa kaki tengah dan belakang tidak mempunyai styli, tarsi beruas 3 atau 4. Letak styli abdomen bervariasi. Tubuhnya ada yang tertutup sisik ada yang tidak.
3.Famili Lepismatidae
            Mempunyai mata facet yang kecil dan letak keduanya terpisah, tidak mempunyai ocelli. Coxa kaki tengah dan belakang tidak mempunyai styli, tarsi beruang 3 atau 4. Letak styli abdomen bervariasi. Tubuh selalu tertutup sisik.
4.Famili Machilidae
            Mempunyai mata facet yang besar dan letak keduanya berdekatan. Coxa kaki tengah dan belakang mempunyai styli, tarsi beruas 3. Abdomen mempunyai styli yang terletak pada ruas kedua sampai ke sembilan. Serangga pelompat.

4.Ordo Archeognatha (=Microcoryphia)
Microcoryphia serupa dengan serangga perak pada ordo Thysanura, tetapi mereka lebih silindris dengan thoraks agak melengkung, mata majemuk besar dan bersinggungan, terdapat mata tunggal, masing-masing mandibel memiliki satu titik artikulasi dengan kapsula kepala, tarsi tiga ruas dan koksa-koksa tengah dan belakang biasanya mengandung stilus-stilus.  Sebagian dengan eversible vesiclesdekat stili di abdomen.
Serangga ini hidup di daerah rumput atau hutan di bawah daun-daunan, di bawah kulit kayu, batu-batuan, karang dan tempat-tempat yang serupa. Kebanyakan mereka adalah binatang malam dan matanya bercahaya pada waktu malam bila disinari dengan lampu. Serangga ini sangat aktif dan meloncat bila diganggu, dengan menggunakan tungkainya yang bertipe cursorial.  Tubuh ditutupi oleh sisik-sisik yang kadang-kadang membentuk pola-pola yang jelas, makanannya adalah ganggang, lumut, buah-buahan yang membusuk dan bahan-bahan yang serupa.  Famili dari ordo ini adalah Machilidae dan Meinertellidae.
5. Ordo Diplura
Nama Diplura berasal dari bahasa Yunani, diplo- yang berarti dua, dan -uros yang berarti ekor. Panjang tubuh heksapoda ini kira-kira 2-5 mm, meskipun genus Japyx dapat mencapai panjang tubuh 20 mm.
Diplura mirip Thysanura, tetapi diplura tidak memiliki filamen ekor bagian median
dan hanya mempunyai dua filamen atau embelan pada ekornya. Tubuh Diplura biasanya tidak tertutup dengan sisik, tidak terdapat mata majemuk dan mata tunggal. Tarsi memiliki satu ruas, dan bagian-bagian mulut terdiri dari mandibula dan tertarik ke dalam kepala. Terdapat stili pada ruas-ruas abdomen 1-7 atau 2-7. Memiliki panjang tubuh kurang dari 7 mm, dan biasanya berwarna pucat. Terdapat di tempat-tempat lembab di dalam tanah, di bawah kulit kayu, di bawah batu-batuan, pada kayu yang sedang membusuk, dan di tempat-tempat lembab lainnya.
            Kebanyakan spesies Diplura adalah pemakan, sekaligus perombak bahan organik, meskipun beberapa kelompok, misalnya anggota famili Japygidae, dikategorikan sebagai predator pada Collembola, isopoda, dan artropoda kecil yang lain.

Dibagi menjadi 3 famili yaitu:
  1. Famili Campodeidae_cerci
Lebih dari 1 ruas dan tidak berbentuk catut. Cerci beruas banyak sepanjang antena. Styli pada abdomen terletak pada ruas ke 2 sampai ke 7. Tidak mempunyai palpus. Panjang tubuh 4 mm atau lebih.
  1. Famili Anajapygidae
Mempunyai sersi yang lebih pendek dari antena, beruas banyak akan tetapi jumlah ruas lebih sedikit dari anggota Campodeidae. Cerci tidak berbentuk catut. Mempunyai palpus. Styli pada abdomen terletak pada ruas kesatu sampai ke tujuh.
  1. Famili Japygidae
Mempunyai cerci beruas satu dan berbentuk catut.




BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
1.Insecta berdasarkan ada tidaknya sayap dibagi menjadi dua sub kelas yaitu apterygota merupakan serangga tidak bersayap berukuran kecil sampai metamorfosis sederhana (Ametabola) dan pterygota termasuk serangga yang bersayap.
2.Sub kelas Apterygota di bagi menjadi beberapa ordo diantaranya : . Ordo Protura, Ordo Collembola, Ordo Thysanura, Ordo Archeognatha, dan Ordo Diplura.
3. kelima ordo tersebut terdapat perbedaan yang dapat diamati dengan mengamati ciri-ciri yang ada. Ciri-cirinya diantaranya adalah:
a.       Ciri ordo Protura diantaranya: tubuhnya berwarna pucat,tidak mempunyai mata dan antena,bentuk kepala mirip kerucut,tipe mulut penghisap,dan kaki depan diarahkan kedepan.
b.      Ciri ordo Collembola diantaranya: tubuh kecil berwarna hitam, memiliki sepasang antena,memiliki ommatida dapat mencapai 8 pada kepala,tipe mulut menggigit,dan tidak memiliki mata majemuk.
c.       Ciri ordo Tysanura diantaranya: merupakan serangga perak,tubuh ditutupi sisik, mata majemuk kecil, ada yang memiliki mata tunggal tetapi kadang ada juga yang tidak memiliki mata tunggal, dan tipe mulut mandibulata yang berfungsi untuk menggigit.
d.      Ciri ordo Archeognatha diantaranya: merupakan serangga perak tetapi lebih silindris,terdapat mata tunggal,dan mata majemuk besar dan bersinggungan.
e.       Ciri ordo Diplura diantaranya: tidak memiliki filamen ekor pada bagian median, tubuh tidak tertutup sisik,tidak terdapat mata majemuk atau mata tunggal,dan warna tubuh pucat.






Daftar Pustaka
Hadi,Mochmad. 2009. Biologi Isecta Entomologi. Graha Ilmu. Yogyakarta.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar